Belgrade, Serbia, MINA – Para pemimpin terkemuka dunia turut memperingati genosida Srebrenica 1995, pembunuhan massal warrga muslim Bosnia dan Herzegpvina, pada hari Ahad (11/7).
Bosnia dan Herzegovina menandai peringatan 26 tahun peristiwa tragis itu, mengucapkan selamat jalan kepada 19 korban pembantaian yang baru diidentifikasi di sebuah upacara peringatan, Anadolu Agency melaporkan.
Setiap tahun pada 11 Juli, para korban genosida yang baru diidentifikasi dimakamkan di pemakaman peringatan di desa Potocari, Bosnia timur. Ribuan pengunjung dari berbagai negara menghadiri pemakaman tersebut.
“Turki tidak akan pernah membiarkan genosida, yang merupakan “tanda hitam dalam sejarah Eropa dan kemanusiaan, dilupakan,” Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan: “Hari ini, kami berhenti sejenak untuk mengingat para korban dan menghormati para penyintas genosida Srebrenica.”
Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam pesan video mengatakan: “Kami bersatu dalam kesedihan. Tetapi juga dengan harapan kami untuk tidak pernah lagi melihat kekejaman seperti itu di Eropa.”
Untuk menghormati keluarga dan orang-orang terkasih dari para korban, Michel menambahkan: “Uni Eropa mendukung Anda, Bosnia dan Herzegovina. Anda selalu dapat mengandalkan dukungan dan persahabatan kami.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan orang-orang Amerika bergabung dengan rakyat Bosnia dan Herzegovina untuk mengenang lebih dari 8.000 korban yang dibunuh 26 tahun lalu.
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
“Kami berdiri bersama keluarga mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai dan dengan mereka yang tanpa lelah mencari keadilan atas nama mereka,” katanya.
“Peristiwa tragis di masa lalu mengingatkan kita tentang perlunya bekerja dalam persatuan untuk masa depan yang lebih baik, yang mencakup semua warga di Bosnia dan Herzegovina yang stabil dan makmur,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Duta Besar AS untuk Bosnia dan Herzegovina, Eric Nelson, mengatakan di Sarajevo: “Atas nama semua orang di AS, saya bergabung dengan semua orang di Bosnia dan Herzegovina dan sekitarnya dalam berduka atas lebih dari 8.000 korban yang terbunuh dalam Genosida Srebrenica.”
Dalam sebuah pernyataan, Duta Besar Uni Eropa di Bosnia dan Herzegovina Johann Sattler mengatakan: “Komunitas Internasional menyadari tugas bersejarah kita untuk memperbaiki kesalahan masa lalu guna membangun masa depan yang lebih baik. Kami berutang ini kepada para korban dan keluarga mereka.”
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dalam pesan videonya di Twitter, Nelson juga mencatat: “Apa yang terjadi di sana 26 tahun yang lalu adalah fakta yang tidak boleh dilupakan, disangkal, atau diminimalkan.”
UNESCO, di akun Twitter resminya, mengatakan: “Penghormatan terbaik untuk semua korban adalah memperbarui hari ini komitmen kami untuk menggunakan kekuatan Pendidikan, melestarikan sejarah dan untuk mencegah genosida terjadi lagi.”
Presiden Republik Turki Siprus Utara Ersin Tatar juga memperingati para korban pada peringatan 26 tahun genosida.
“Pada peringatan 26 tahun pembantaian Srebrenica, yang merupakan salah satu penderitaan terbesar dalam sejarah Balkan dan mengakibatkan pembantaian 8.372 orang Bosnia pada 11 Juli 1995, saya dengan hormat memperingati mereka yang kehilangan nyawa,” kata Tatar.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Sefik Dzaferovic, anggota Bosniak dari Kepresidenan Bosnia dan Herzegovina, mengatakan kata-kata tidak cukup untuk menggambarkan rasa sakit dan penderitaan.
“Batu nisan putih para korban, dan air mata para ibu yang kehilangan anak-anak mereka memberi kita gambaran tentang apa yang terjadi,” katanya.
“Tujuan pasukan Serbia adalah melenyapkan Muslim, meninggalkan keluarga yatim piatu dan tak berdaya, dan mengusir orang-orang Bosnia yang tinggal di wilayah ini,” kata Dzaferivic.
Oliver Varhelyi, Komisaris Uni Eropa untuk lingkungan, mengatakan Eropa tidak melupakan tanggung jawabnya sendiri karena tidak mampu mencegah genosida Srebrenica, salah satu kejahatan terburuk dalam sejarah modern Eropa.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
“Adalah tugas bersama kita untuk selamanya mengingat genosida di Srebrenica. Hari ini 19 korban lagi dimakamkan. Kami menghormati ingatan mereka, dan semua korban dan mereka yang masih hilang,” katanya.
Presiden Kroasia Zoran Milanovic, Kepala Mekanisme Prosedur Pidana Internasional Carmel Agius, Menteri Luar Negeri Makedonia Utara Bujar Osmani, Penasihat Khusus PBB untuk Pencegahan Genosida Alice Wairimu Nderitu, dan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga mengirimkan pesan terpisah.
Anggota Kroasia dari Dewan Kepresidenan Bosnia dan Herzegovina Zeljko Komsic, Presiden Montenegro Milo Djukanovic, dan Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Serdar Cam menghadiri program peringatan di Potocari.
Setelah pemakaman tahun ini, jumlah pemakaman di pemakaman bertambah menjadi 6.671.
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
Azmir Osmanovic, baru berusia 16 tahun ketika dia dibunuh, adalah korban termuda yang dimakamkan tahun ini. Husein Kurbasic, 63, adalah yang tertua.
Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia terbunuh ketika pasukan Serbia Bosnia menyerang Srebrenica pada Juli 1995, meskipun ada pasukan penjaga perdamaian Belanda.
Pasukan Serbia berusaha merebut wilayah dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk sebuah negara.
Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis
Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai “daerah aman” pada musim semi tahun 1993. Namun, pasukan yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic, yang kemudian dinyatakan bersalah atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida, menyerbu zona PBB itu.
Pasukan Belanda gagal bertindak ketika pasukan Serbia menduduki daerah itu, menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak laki-laki pada 11 Juli saja.
Sekitar 15.000 penduduk Srebrenica melarikan diri ke pegunungan sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membunuh 6.000 orang lagi.
Mayat korban telah ditemukan di 570 tempat berbeda di negara itu.
Baca Juga: Ukraina Gempur Moskow dengan Drone
Pada tahun 2007, Mahkamah Internasional di Den Haag memutuskan bahwa genosida telah dilakukan di Srebrenica.
Pada tanggal 8 Juni 2021, hakim pengadilan PBB menguatkan dalam persidangan tingkat kedua vonis yang menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Mladic karena genosida, penganiayaan, kejahatan terhadap kemanusiaan, pemusnahan, dan kejahatan perang lainnya di Bosnia dan Herzegovina. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah Aksi Hooliganisme Israel, Belanda Justru Larang Protes pro-Palestina