Bali, MINA – Global Cervical Cancer Elimination Forum ke-2 resmi ditutup, Kamis (19/6) dengan penegasan komitmen internasional untuk mempercepat eliminasi kanker serviks, salah satu kanker paling mematikan tapi dapat dicegah.
Forum ini menghasilkan Bali Declaration sebagai bentuk kesepakatan mempercepat akses terhadap vaksinasi HPV, skrining, dan pengobatan yang adil dan merata.
Acara yang berlangsung pada 17–19 Juni 2025 di Bali ini dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai negara dan lembaga dunia, termasuk WHO, Gates Foundation, UNICEF, Bank Dunia, serta para menteri dan wakil menteri kesehatan dari berbagai negara. Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa kesetaraan adalah kunci keberhasilan strategi eliminasi.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti pentingnya tindakan segera. Ia menyatakan bahwa Indonesia akan beralih ke vaksinasi HPV dosis tunggal pada akhir 2025 serta memperluas skrining dan pengobatan melalui berbagai inovasi dan penguatan infrastruktur layanan.
Baca Juga: 32 Jamaah Haji Indonesia Positif COVID-19, Kemenkes Imbau Tetap Waspada
Forum ini juga menyepakati sejumlah komitmen dari negara, donor, dan sektor swasta untuk memperluas cakupan vaksinasi HPV, skrining DNA HPV, dan pengobatan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia, berbagai langkah strategis telah tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Pengendalian Kanker (RAN Kanker) 2025–2034.
Bersamaan dengan Forum, Kementerian Kesehatan RI menggelar pertemuan bersama WHEN dan EPICC untuk merancang strategi pembiayaan berkelanjutan. Pertemuan ini membahas penguatan sistem kesehatan melalui blended financing, pelatihan tenaga kesehatan, integrasi data, dan inovasi skrining kanker.
Forum ini mempertegas harapan bahwa dengan kerja sama global dan investasi berkelanjutan, masa depan bebas kanker serviks dapat tercapai. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Targetkan Eliminasi Malaria Nasional pada 2030, Fokus di Papua