Para Penghafal Al-Quran di Tepi Danau Singkarak

Pemandangan Danau Singkarak di Provinsi Sumatera Barat.(Foto: padangkita.com)

, MINA – Menggali cerita kehidupan santri-santriah di pesantren selalu menarik dan tak habis-habisnya. Banyak cerita lucu, unik, duka dan kenangan yang tak usai mulai dari kamar asrama, ruang belajar, ruang makan, masjid dan saat-saat mereka menghafal Al-Quran.

Cerita menarik dari Ponpes Madrasah Kuliyatul Muballighin Padang Panjang () dimana Buya Hamka pernah menjadi Kepala Sekolahhya. Dilansir dari Suara Muhammadiyah, Selasa (3/11), MKMM ini pun menjadi madrasah model di Sumatera Barat karena nyaris tak pernah putusnya kunjungan atau muhibbah pelajar dan mahasiswa dari negeri jiran ke madrasah ini.

Sebagai santri-santri yang waktunya sudah terpola dan rutin sesungguhnya menjemukan juga. Hanya santri-santriah yang memiliki komitmen yang kuat yang menjadi ritme waktu yang mereka jalani sebagai sesuatu yang tetap mengasikkan. Apalagi bila mereka menjadi semua proses ini sebagai ibadah.

Kali ini, ditengah kejenuhan itu, tiba-tiba para santri kelas X itu menyampaikan harap kepada mudir (kepala sekolah) MKMM untuk dapat keluar dari pondok untuk sekedar dapat menikmati alam bebas. Tentu saja, permintaan yang tak lazim itu membuat sebuah tanda tanya apalagi kondisi pandemi Covid-19 masih bersimahajarela.

”Umi, Mohon izin Kami bisa jalan-jalan ke danau. Umi bantu Kami mobil, biarlah minyak kendaraan kami yang upayakan dan makan siang biar kami bawa dari asrama,” pesan sederhana santri kelas X kepada Umi Derlina, Mudir hebat dan bertangan dingin.

Mendapat permintaan yang tak lazim itu, Sulit buat sang Mudir untuk tidak memberi izin. Paling tidak mengurangi stress tingkat tinggi santrinya. Apalagi, lokasi yang dituju tidak jauh, hanya ke Tanjung Mutiara, di , tepi danau yang indah di Sumatera Barat.

Sesampainya di Tanjung Mutiara, anak-anak menikmati keindahan alam tuhan. Keciap air dan udara yang dingin tentu saja menjadi bagian dari indahnya danau Singkarak.

Setelah itu, ini yang menarik, anak-anak membentuk shaf dan kemudian mereka secara berjamaah pula mulai membuka mushaf dan bibir mereka mulai melafaskan Kalamullah.

“Di sini pikiran dan hati Kami lebih terbuka buat menghafal Qur’an,” kata mereka kepada ustadz yang ikut mengawal mereka.

Murid MKMM Padang Panjang, Derliana MA, Tak bisa menahan rasa harunya. Derliana berharap mereka kelak adalah kader-kader tangguh untuk bangsa dan agamanya.

Sekilas MKMM Padang Panjang

Madrasah Kulliyatul Muballighihin Muhammadiyah (MKMM) Padang Panjang Sumatera Barat berdiri tanggal 2 Januari 1930 dengan nama Tabligh School, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah Sumatera Barat antara lain DR. H. Abdul Karim Amarullah atau Inyiak Rasul (Ayah Prof. DR. HAMKA), AR St. Mansur, SY. St. Mangkuto, dan tokoh Muhammadiyah lainnya..

Mulai tahun 2012, MKMM mengadakan kerja sama dengan dengan Asia Moslem Charity Foundation (AMCF) dan sekaligus mendirikan Markaz Tahfiz Al-Quran Haroen El-Ma’any, serta langsung mengkhatam Huffaz Al-Quran sebanyak 48 orang siswa/siswi dengan berbagai jumlah hafalan yang sampai 8 Juz.

Program tahfiz Al-Quran di MKMM terus diintensifkan dan menjadi bagian dari salah satu syarat kelulusan bagi santri untuk semua jurusan, sehingga ketika selesai pendidikan di MKMM Kauman, Peserta didik sudah punya bekal hafalan tahfiz. Selain itu MKMM Kauman juga menjalin kerjasama dengan Markaz Tahfiz Markazul Quran Sumatera Barat dan Rumah Tahfiz Rabbani Solok guna pencapaian hafalan tahfiz siswa.

MKMM Padang Panjang juga mengirimkan utusan siswa ke Daurah Ziyadah 60 Hari Menghafal Al-Quran 30 Juz ke Ittihadul Ma’ahid Al Muhammadiyah di Solo. Salah satu program yang sangat diminati masyarakat adalah Tahfiz Home Visit yang dimulai pada tahun 2016, dan sangat disambut baik, serta menjadi contoh bagi sekolah lain untuk melaksankan tahfiz home visit di Indonesia.

MKMM Padang Panjang mempunyai segudang prestasi, baik siswa, guru maupun kepala sekolah, pada Tahun 2016 dan 2017 MA KMM Kauman ditetapkan sebagai Juara 1 Sekolah Sehat Kota Padang Panjang tahun 2016 dan Tahun 2017. Tidak hanya itu, MA KMM Kauman Padang Panjang juga ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Padang Panjang, Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi Sumatera Barat dan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional.

Selain itu, Kepala MKMM Kauman periode 2015-2019 (Derliana, M.A) juga ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai Kepala Madrasah Berpretasi Tingkat Kota Padang Panjang, Tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan Tingkat Nasional Tahun 2016 Kementerian Agama RI.

Demikian halnya tamatan MKMM yang melanjutkan ke perguruan tinggi dalam dan luar negeri, seperti di Al Azhar Chairo-Mesir dan Universiti Utara Malaysia.

Setiap tahun MKMM Padang Panjang sering dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan masyarakat umum luar negeri (Malaysia, Thailand, Cina dan Singapura).

MKMM menjadi pusat pendidikan yang dirintis pertama kali Hamka, bergetar rasanya. Sebagai perwujudan dari sebuah idealismenya, Hamka mendirikan pusat pengkaderan tahun1930 dengan nama asalnya Tabligh School.
Kendati tidak pernah menamatkan sekolah formal, namun kualitas dirinya mampu mewujudkan kepedulian Hamka terhadap dunia pendidikan. Melatih teman-temannya berpidato, mengembangkan tradisi menulis, dan memberikan muatan ilmu umum.
Aura Hamka begitu kental di tempat ini. Tidak layu dimakan zaman, lembaga pendidikan setingkat SLTA ini justru semkin maju dan gagah.(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.