Bloomington, Indiana, AS, – MINA – Para sarjana dan ahli dipertemukan dalam sebuah acara webinar yang meliput dugaan kebijakan genosida yang dilakukan oleh Partai Komunis China (PPC), serta menyoroti ancaman kepunahan budaya dan bahasa Uyghur, Sabtu, 30 Oktober.
Webinar berjudul “Ancaman Berkelanjutan terhadap Budaya, Bahasa, dan Identitas Uighur”, diselenggarakan atas kerja sama Departemen Studi Eurasia Tengah di Universitas Indiana dan Akademi Uighur AS, demikian dikutip dari Campaign for Uyghur.
Genosida Uighur berada di garis depan diskusi akademis mengenai kelanjutan etnis Uighur dan cara hidup mereka. Informasi yang dibagikan selama panel ini oleh para ahli dalam studi Uighur menegaskan kembali urgensi untuk menghentikan kekejaman China, dan harga yang akan diperoleh jika tidak bertindak.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Webinar dimoderatori oleh Gulnisa Nazarova dan panelisnya adalah Dr. Gardner Bovington, Abdulhakim Idris, Dr. Timothy Grose, Bahram Sintash dan Dr. Adrian Zenz.
Karya Dr. Zenz tentang penurunan angka kelahiran di Turkistan Timur telah memberikan beberapa bukti paling meyakinkan hingga saat ini, tentang upaya sistematis untuk memberantas generasi masa depan masyarakat Uighur.
Sintash berbicara tentang penghancuran masjid dan tempat-tempat suci oleh rezim Tiongkok, dan tujuan yang dimaksudkan dari perang budaya tersebut.
Dalam pidatonya, Idris mengatakan bahwa “Dari perspektif Uighur yang diperoleh dari hidup melalui penjajahan Tiongkok dan mengalami kebrutalan mereka, kami dapat secara akurat memperingatkan bahaya PPC. Beijing menggunakan kekuatan despotiknya untuk menentukan apa yang salah dan benar. Mereka mengendalikan masa lalu kita, masa kini dan masa depan kita.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Jika dunia ingin tahu seperti apa dunia di bawah dominasi China, mereka dapat menemukannya sekarang di Turkistan Timur,” kata Idris.
Sementara itu, Dr. Abliz Abdukader, Presiden Akademi Uighur AS mengatakan, “Salah satu sumber daya terpenting kami untuk memerangi genosida ini adalah komunitas akademisi dan cendekiawan kami. Sangat penting bahwa universitas di seluruh dunia juga menjadi bagian dari komunitas ini.”
Ia memuji Universitas Indiana karena menjadi tuan rumah panel itu dan menyuarakan kekejaman terhadap Uighur.
Direktur Eksekutif Kampanye untuk Uighur, Rushan Abbas, mengatakan tentang acara tersebut, “Webinar ini sangat informatif, dan menyatukan perspektif dari beberapa individu yang paling banyak dipelajari di bidangnya. Kami sangat bangga dengan Pusat Studi Uighur, yang telah memimpin dalam mengidentifikasi bagaimana genosida saat ini di Turkistan Timur menetapkan panggung untuk pelanggaran hak asasi manusia di masa depan di luar negeri ketika kekuatan China berkembang.”
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Meurutnya, realitas kejahatan rezim Tiongkok yang sedang berlangsung telah terbukti menjadi bencana besar bagi orang-orang Uyghur, sejarah, dan budaya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai