
Washington
, DC, pada tanggal 3 Maret 2015. (Foto: AFP)" width="300" height="169" /> Netanyahu membahas pertemuan bersama Kongres AS di Capitol di Washington DC, pada tanggal 3 Maret 2015. (Foto: AFP)Washington, 13 Jumadil Awwal 1436/4 Maret 2015 (MINA) – Parlemen Amerika Serikat (AS) mengecam pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Washington dan menyebutnya sebagai ‘lelucon politik’.
Netanyahu menyampaikan pidato anti-Iran di Kongres pada Selasa (3/3), membujuk anggota parlemen Amerika untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada Teheran selama negosiasi program nuklir.
Namun, pernyataan yang dibuat oleh anggota parlemen setelah pidato menunjukkan, Netanyahu gagal menyelesaikan misinya, Press Tv melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Setidaknya 55 anggota Partai Demokrat, termasuk delapan senator dan 47 anggota DPR, mengecam pidato Netanyahu yang mengkritik strategi Presiden AS, Barack Obama dalam berurusan dengan Iran.
Baca Juga: Pemerintah Trump Cabut Visa Mahasiswi Turkiye Pro Palestina
Mereka juga mengecam Ketua Parlemen, John Boehner yang mengundang Netanyahu tanpa berkonsultasi dengan Obama. Sementara, Senator Dick Durbin mengkritik pemimpin Israel yang menolak ‘langkah Presiden Obama’ dalam menangani program nuklir Iran.
“Saya pikir ada yang aneh di beberapa bagian pada pidato Perdana Menteri Netanyahu, ia mungkin telah menyalahartikan beberapa hal yang dikatakan Presiden,” katanya.
Sementara itu, anggota parlemen yang lainnya, Nancy Pelosi mengatakan, Netanyahu menghina orang-orang di Amerika Serikat melalui pidatonya.
“Aku hampir menangis saat mendengar pidato perdana menteri, sedih dengan penghinaan kepada intelijen Amerika Serikat sebagai bagian dari negosiasi bangsa,” kata Pelosi.
Baca Juga: Putin Titip Lukisan untuk Trump Tanda Persahabatan
Setelah pidato di Capitol, Washington DC, Obama mengatakan ada ‘sesuatu yang baru’ dalam pidato Netanyahu dalam Kongres kali ini.
Obama menambahkan, “Perdana Menteri Israel tidak menawarkan alternatif yang layak.” (T/P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Staf VOA Gugat Pemerintahan Donald Trump atas Dugaan Penutupan Ilegal