Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parmusi Tetapkan Arah Perjuangan Melalui Jalan Dakwah

kurnia - Kamis, 6 Desember 2018 - 11:06 WIB

Kamis, 6 Desember 2018 - 11:06 WIB

12 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menetapkan arah perjuangan organisasi melalui jalan dakwah.

“Tidak lagi istilah political oriented melainkan dakwah oriented karenanya Parmusi tidak eksklusif melainkan inklusif terbuka bagi seluruh umat Islam.” kata Usamah Hisyam Ketua Umum Parmusi dalam “Kegiatan Malam Dakwah” di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/12).

“Ini berarti Parmusi memisahkan antara dakwah dan politik. Karena bagi Parmusi, dakwah itu sendiri merupakan high politic dalam arti politik peradaban bukan politik kekuasaan,” katanya.

Dia mengatakan, politik peradaban lebih mengarah pada upaya membangun kebaikan dan kemajuan umat agar menjadi masyarakat madani, akhirnya mampu melahirkan kepemimpinan yang amanah untuk mengemban pembangunan masyarakat madani.

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

“Sebaliknya, politik kekuasaan cenderung dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan semata, baik dirinya maupun goloingan dengan menafikan aspirasi rakyat yang seharusnya diperjuangkan,” jelas Usamah.

Oleh sebabnya, dikatakannya, kini Parmusi gencar melaksanakan dakwah dengan manhaj dakwah Desa Madani yang telah diputuskan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV Parmusi di perhelatan Jambore Nasional Dai Parmusi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, pada 24-27 September 2018 lalu.

Menurutnya, Manhaj dakwah Desa Madani adalah suatu strategi perjuangan untuk membangun umat madani Indonesia, yakni suatu masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang merupakan cita-cita perjuangan Parmusi sejak kelahirannya.

Parmusi meyakini, ridha Allah adalah kata kunci yang harus diupayakan bersama-sama untuk mencapai kemajuan bangsa Indonesia yang sejahtera lahir dan batin. Oleh karena itu, terdapat empat pilar utama yang akan diprioritaskan dalam gerakan membangun Desa Madani.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa

Pilar pertama, membangun iman dan takwa warga kepada Allah. Dai-dai Parmusi akan mengajak umat di desa-desa untuk mengaji menyelamatkan negeri. Dalam dua tahun ke depan, target Parmusi setidaknya memiliki lima dai di setiap kecamatan di seluruh Indonesia melalui pengembangan program One District Five Dais.

Pilar Kedua, membangun kemandirian ekonomi warga. Upaya untuk meningkatkan Iman dan Takwa (IMTAK) warga dibarengi dengan upaya membangun kemandirian ekonomi warga yang masih lemah.

Para dai Parmusi tidak hanya membina imtak warga, tetapi juga mengarahkan membentuk komunitas ekonomi warga desa, yang akan digerakkan oleh Parmusi Bisnis Center tingkat nasional dan propinsi untuk bekerja bersama-sama membangun perekonomian warga. Baik di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan industri kreatif.

Sejumlah pilot project Desa Madani berhasil dibangun, antara lain di Dusun Sukapitete Desa Leon Telu, Kecamatan Rainmanuk, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Parmusi menyewakan 15 hektar lahan untuk digarap warga Dusun Sukapitete yang kini telah menghasilkan panen padi, jagung, dan cabe, sehingga bisa menjadi sumber kehidupan triwulanan warga desa.

Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio

Pilar ketiga, pemberdayaan sosial dan aksi kemanusiaan. Parmusi mengajarkan kepada warga desa untuk menjadi muzakki atau pembayar zakat, bukan menjadi mustahiq atau penerima zakat. Warga desa dibiasakan untuk berzakat. Setiap penghasilan ekonomi harus diinfakkan, setidaknya 2,5 persen kepada kas Desa Madani. Dana infak sedekah tersebut akan digunakan untuk dana bansos bagi

Warga desa yang sangat membutuhkan. Bila terjadi musibah atau bencana, segera hadir Parmusi Savehelp di tingkat desa untuk memberikan pertolongan dan aksi kemanusiaan.

Pilar keempat, meningkatkan kualitas pendidikan, baik formal maupun informal. Di sejumlah daerah, masih ada wilayah kepulauan yang tidak memiliki sekolah, sehingga warganya terancam butu huruf. Itulah yang ditemui Parmusi di Pulau Kera, NTT.

Di sana terdapat 70 anak-anak balita tak bisa membaca. Parmusi menempatkan para relawan guru dan dai untuk mengajar anak-anak agar bisa membaca, menulis, dan mengaji, dengan kondisi kelas apa adanya. (L/R03/P1)

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia