Jakarta, MINA – Wartawan senior Parni Hadi meluncurkan buku berkonsep audiovisutorial bertajuk “#Semangat75: Upaya Bangun Hidup Sehat” sebagai refleksi dirinya yang terus berkarya meski usianya menginjak 75 tahun.
Berbeda dari buku konvensional yang beredar di masyarakat, buku audiovisutorial karya Parni menggunakan media elektronik untuk menyampaikan isi buku.
“Menua dan menerima konsekuensinya. Berdamai, mensyukuri apa yang telah, sedang dan akan terjadi. Sesuai kemampuan, saya coba terus bergerak. Gerak adalah tanda kehidupan,” kata Parni dalam peluncuran bukunya di hall Dewan Pers, Jakarta, Kamis (26/10).
Buku tersebut berisi audio (ucapan dan musik), foto/video dan teks (editorial). Semuanya serba singkat, tapi lengkap (sintal). Buku ini bisa dinikmati melalui kanal YouTube dengan barcode.
Baca Juga: Satu Hari Jelang Penutupan, Lebih dari 208 Ribu Jamaah Lunasi Biaya Haji
Lahir di Madiun 13 Agustus 1948, Parni yang memulai kariernya sebagai wartawan di LKBN ANTARA pada tahun 1973 itu menceritakan dalam buku barunya, caranya berdamai dengan menuanya usia untuk menyalurkan energi berkarya yang meluap-luap.
“Pesan yang saya sampaikan melalui buku ini adalah tetap bersemangat dan kreatif walaupun di usia tua,” ujarnya.
Salah satu isi buku berjudul “Olah raga lansia” dengan tulisan pendek “Olahraga lansia: otot kencang, perut kenyang, hati senang…” dengan foto Parni yang sedang memotong pohon pisang.
Sebagai pengantar bagi para calon pembaca, Digdaya Dinamika Publika (DDP) sebagai penerbit buku tersebut, mengenalkan sebuah pengalaman cara memikmati buku audiovisutorial.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Turun Hujan Ringan Kamis Ini
Di dalam buku, termuat gambar-gambar dan tulisan ringan yang disertai dengan kode pindai yaitu QR Code. Para pembaca dapat menindai QR Code di setiap tulisan dalam buku untuk kemudian mengakses video lengkapnya yang berisi tentang upaya hidup sehat ala pria 75 tahun itu.
Apresiasi dari banyak pihak muncul atas lahirnya inovasi buku kekinian ini. Beberapa lembaga turut menyaksikan peluncuran buku yang ditulis oleh Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa ini yaitu Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Dewan Pers Indonesia, Kampus Bisnis Umar Usman, serta berbagai media nasional.
“Buku yang diluncurkan Pak Parni ini tentang konvergensi yang dikerjakan pak parni. Yang membuat saya kagum adalah di usianya yang 75 tahun ini mas Parni masih tegar. Fisik boleh lemah tapi kreativitas tidak. LPDS menyambut baik ajakan untuk kolaborasi untuk peluncuran buku ini. Sebuah kehormatan kita bisa menyelenggarakan acara ini,” ucap Kristanto Hartadi selaku Direktur LPDS kala memberikan sambutan.
Dr. Ninik Rahayu selaku Ketua Dewan Pers Indonesia pada kesempatannya juga turut mengapresiasi peluncuran buku ini. Ia mengatakan bahwa 75 tahun adalah usia di mana seseorang sedang senang-senangnya menikmati pengetahun, pemahaman, dan keterampilan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Menariknya, oleh Parni, hal ini kemudian dituangkan dan dikemas dalam sebuah buku.
Baca Juga: Layanan Haji Indonesia di Arab Saudi Hampir Siap
“Saya meyakini mulai usia 50 tahun orang boleh memikirkan legasi apa yang bisa ditinggalkan. Apa yang dilakukan oleh Pak Parni ini menjadi contoh bagi kita semua bahwa semangat hidup sehat yang ia sampaikan melalui buku ini menjadi inspirasi bagi kita semua. Karena sehat menjadi pintu masuk bagi kita untuk bisa berbuat banyak,” jelasnya.
Tiga pembicara hadir dalam acara tersebut, yaitu Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 2002-2005 Chappy Hakim, wartawan senior dan ahli hukum pers dan kode etik jurnalistik Wina Armada Sukardi, serta aktivis dan pengusaha Chiki Fawzi.
Menurut Chiki Fawzi, upaya Parni dengan menghadirkan buku audiovisutorial adalah cara untuk tetap relevan dengan perkembangan teknologi saat ini.
“Saya melihatnya ini adalah sebuah usaha untuk tetap relevan terhadap keadaan yang terjadi saat ini di mana anak-anak yang sudah menjadi generasi digital (digital native),” kata Chiki.
Baca Juga: Jateng Jadi Primadona Baru Investasi, dari Pariwisata hingga Industri dan Infrastruktur
Anak dari aktor kawakan Ikang Fawzi dan Marissa Haque itu juga mengapresiasi catatan humanitarian Parni sebagai salah satu inisiator Yayasan Dompet Dhuafa di Indonesia yang disampaikan melalui buku.
“Semangat-semangat dan perjalanan hidup yang pernah Bapak Parni lalui yang tertuang seperti di halaman-halaman buku Bapak, menurut saya itu bisa menularkan semangat-semangat kerelawanan terhadap anak-anak muda,” kata dia.
Buku audiovisutorial #Semangat75 “Upaya Bangun Hidup Sehat” diluncurkan secara resmi dengan penandatanganan buku tersebut dalam versi yang lebih besar.
Peluncuran buku itu berbarengan juga dengan peluncuran buku “Reportase Puitis: 5W+1H Dengan Rasa” mengenai kewartawanan sebagai kelanjutan dari buku sebelumnya, “Jurnalisme Profetik” yang edisi pertamanya terbit di tahun 2014.
Baca Juga: Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi, Kolom Abu Capai 800 Meter
Buku-buku karya Parni Hadi yang sudah diterbitkan antara lain:
1.Introspeksi Badak Jawa, Kumpulan Kolom Parni Hadi, Jakarta, Mizan Pustaka, 1996.
2.Cap Jempol Darah Calon Presiden, Kumpulan Kolom Parni Hadi, Jakarta, Penerbit Mizan, 1999.
3.Foolitik, Bangsa Yang Kalah, Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta, 2003.
Baca Juga: Muhammadiyah Konsisten Bantu Palestina Lewat Banyak Cara
4.Maringgi Peni, Memaknai Kehilangan Orang Tercinta, PH Pro, Jakarta, 2005.
5.Hamengku Buwono IX: Inspiring Prophetic Leader, IRSI, Jakarta, 2013, Editor: Nasyith Majidi
6.Jurnalisme Profetik, Pergulatan – Teori dan Aplikasi, Dompet Dhuafa, 2014.
7.Pancasila in Action: Olah Rasa dan Laku Pancasila dalam Amal Nyata, Dompet Dhuafa, 2018.
Baca Juga: Transjakarta Sediakan Isi Ulang Air Minum Gratis
Parni Hadi menjadi Pendiri/Kepala Perwakilan LKBN ANTARA untuk wilayah Eropa di Hamburg, Jerman Barat (1980-1986), ikut mendirikan dan menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi ANTARA (1998-2000), Direktur Utama LPP RRI (2005-2010). Dia pun sebagai penerima Bintang Mahaputra Utama sebagai Tokoh Pers Nasional 1999. Sampai dengan saat ini masih aktif menulis di beberapa surat kabar dan media online.
Sebagai salah satu bentuk dakwah bil hal, pada 1993 Parni Hadi mendirikan Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan mencanangkannya sebagai program pengentasan kemiskinan. Program ini lahir dari inspirasi di Gunung Kidul bersama para aktivis dakwah yang ada disana (Corps Dakwah Pedesaan).
Dia bersama teman-teman memulai Dompet Dhuafa di sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk “Dompet Dhuafa” sebagai gerakan kecil pengumpulan dana dari masyarakat untuk program-program sosial. Berkat gagasan dan inisiasinya tersebut Dompet Dhuafa terus berlanjut hingga berkembang manfaatnya di seluruh Nusantara bahkan tingkat global.(L/R1/P1)
Baca Juga: Pemprov DKI Buka Program Umrah Gratis untuk Penjaga Masjid, Ini Syaratnya!
Mi’raj News Agency (MINA)