Ramallah, MINA – Partai United Arab List atau yang bernama Ra’am dalam bahasa Ibrani memutuskan, Ahad (17/4) malam untuk menangguhkan keanggotaannya dalam koalisi pemerintah Israel dan Knesset, menyusul serangan di Masjidil Aqsa, Jumat (15/4).
Partai Politik Arab Israel itu bahkan mengancam Perdana Menteri Naftali Bennett akan menarik diri dari koalisi jika serangan di Masjid Al-Aqsa tidak dihentikan, Wafa melaporkan.
Ancaman tersebut muncul sebelum dimulainya pertemuan darurat yang diadakan oleh Dewan Syura Gerakan Islam Selatan untuk membahas dampak dari peristiwa di Al-Aqsa dan serangan lanjutannya.
Menurut laporan, United Arab List bermaksud untuk membekukan keanggotaannya dalam koalisi pemerintahan Bennett untuk mengurangi tekanan internal yang dihadapinya dari masyarakat Arab di Israel pada umumnya dan dari para pemimpin Gerakan Islam Selatan pada khususnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Gerakan Islam Selatan mengeluarkan pernyataan, menyerang Masjid Al-Aqsa dan jamaah di dalamnya adalah kejahatan keji terhadap kesucian serta akan menjerumuskan kawasan itu ke dalam lingkaran kekerasan.
Gerakan tersebut menyerukan pemerintah Israel untuk mengendalikan kelompok-kelompok ekstremis Yahudi yang mencoba menyalahgunakan wilayah itu dengan tujuan politik dan agama.
Berkat masukannya United Arab List dalam koalisi pemerintahan Bennett, partai-partai anti-Netanyahu dapat membentuk pemerintahan dan mencegah Benjamin Netanyahu kembali berkuasa.
Jika Partai United Arab List mundur sepenuhnya dari koalisi, pemerintahan Bennett tidak akan dapat melanjutkan otoritasnya dan pemilihan awal akan kembali diadakan. (T/RE1/RS2)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)