Jerusalem, MINA – Pasar kulit Jerusalem adalah salah satu pasar paling terkenal di kota yang terletak di dekat Gereja Makam Suci. Pasar itu dikenal masyarakat dengan para pengrajin terkemuka yang memproduksi penyamakan kulit.
Peneliti Palestina Najeh Bkeirat mengatakan kepada wartawan PIC yang dikutip MINA, bahwa toko-toko barang antik dan restoran di sana menargetkan kelompok-kelompok turis yang berkunjung selain juga warga lokal. Kini, toko-toko itu terancam gulung tikar akibat sepinya pengunjung dan pembeli.
Pasar terkenal
Bkeirat meminta warga Palestina untuk mengunjungi pasar kulit secara teratur untuk memperkuat eksistensi pedagang dan pemilik toko di sana.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Hijazi Al-Resheq, kepala Komite Pedagang Jerusalem mengatakan bahwa pasar kulit itu adalah salah satu pasar terbesar dan paling terkenal di Jerusalem.
“Pasar kulit Jerusalem sering dikunjungi oleh orang-orang dari provinsi lain karena berbagai macam barangnya yang antik, terutama yang berkaitan dengan persiapan pernikahan, seperti; pakaian, gaun, tas, sepatu dan perhiasan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa setelah perang 1967, setelah evakuasi besar-besaran di kawasan warga Arab di Jerusalem, pasar itu mengalami penurunan drastis dan kini hampir kosong dari pembeli.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Al-Resheq mengatakan bahwa ekspansi komersial yang terjadi di Jerusalem selama bertahun-tahun membatasi daya beli masyarakat di pasar kulit. Sebagian kecil pedagang tetap di tempat mereka, sementara banyak lainnya terpaksa membuka toko baru di luar pasar kulit atau di luar Kota Tua.
Dia mengatakan bahwa sepertiga dari toko-toko pasar kulit sekarang ditutup, perubahan signifikan telah disaksikan di tempat itu karena banyak toko berubah menjadi restoran dan kafe.
Ia mencatat bahwa situasi ekonomi di pasar Jerusalem sepenuhnya tergantung pada kelompok wisatawan asing yang mengunjungi Gereja Makam Suci.
Kelompok-kelompok ini biasanya datang ke Jerusalem dengan bantuan perusahaan Israel yang menentukan program kunjungan mereka. Oleh karena itu, wisatawan tidak dapat berwisata atau berbelanja dengan bebas di Jerusalem pada umumnya dan khususnya di pasar kulit .
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Al-Resheq menegaskan bahwa pasar kulit hanya aktif selama dua atau tiga bulan dalam setahun, terutama pada bulan April ketika ratusan peziarah Kristen datang ke Gereja Makam Suci untuk merayakan Paskah. Namun, resesi komersial terjadi selama sisa tahun ini.
Dia menyatakan penyesalan atas meningkatnya jumlah toko yang tutup di pasar kulit karena situasi komersial yang buruk dan daya beli yang rendah.
Dia juga menekankan bahwa pasar membutuhkan dukungan mendesak dan banyak toko perlu diperbaiki karena mereka telah tutup selama bertahun-tahun.
Dia menambahkan bahwa pedagang pasar kulit tidak memiliki masalah membuka kembali toko-toko mereka tetapi mereka tidak mampu membayar biaya sewa. (AT/hnh/P2)
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Sumber : Palinfo
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh