Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PASCA KUDETA MILITER, MESIR MASIH MEMANAS

Admin - Sabtu, 6 Juli 2013 - 15:15 WIB

Sabtu, 6 Juli 2013 - 15:15 WIB

485 Views ㅤ

Kairo, 27 Sya’ban 1434/6 Juli 2013 (MINA) – Puluhan juta rakyat Mesir turun ke jalan sejak Jumat kemarin (5/7) menuntut dikembalikannya legitimasi Mursi sebagai pemerintahan sah yang dikudeta militer pada Rabu (3/7) lalu.

Mayoritas rakyat Mesir yang mendukung presiden Mursi menamakan aksi mereka dengan Jum’ah Ghadhab Dua (Jumat Kemarahan jilid dua). Mereka menuntut Dewan Militer (SCAF) melepaskan kekuasaan ‘inkonstitusional’ dan mengembalikannya kepada presiden terpilih Muhammad Mursi, Pusat Studi Informasi Alam Islami (SINAI) yang berbasis di Kairo melaporkan sebagaimana dipantau MINA (Mi’raj News Agency).

Di Kairo, lautan massa berpusat di Rabea el Adawea, Nasr City, lapangan Nahdah Universitas Kairo dan beberapa titik lain.  Hingga semakin sore jumlah demonstran yang menyatakan protes terhadap kudeta militer terus bertambah.

Jutaan pendemo terus berdatangan dari seluruh penjuru Kairo, bahkan dari provinsi-provinsi lain, seperti Alexandria, Al Menia, Fayyoum dan lain-lain ke pusat-pusat demonstrasi di Kairo. Reaksi yang sama juga terjadi di berbagai provinsi bahkan beberapa daerah di pinggir perbatasan juga dikabarkan mengancam akan memerdekakan diri.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Sementara itu, pihak militer Mesir merespon aksi protes ini dengan mengerahkan tank-tank ke jalan-jalan seputar lokasi demo. Sekitar belasan pesawat dan jet tempur berputar-putar di atas Kairo sejak Jumat pagi.

Di luar Kairo, demonstrasi berlangsung ricuh antara demonstran dengan militer.  Militer menggunakan senjata api untuk membubarkan para pendemo.  Di Alexandria, belasan orang terbunuh dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan militer yang ingin membubarkan aksi demonstrasi.

Di Matruh dan Asyut, puluhan orang juga tewas akibat serangan militer. Sementara di Kairo sendiri telah terjadi aksi bentrok antara demonstran dengan sejumlah preman dan polisi berpakaian preman di jembatan 6 Oktober dan Maspero.

Setidaknya 36 orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan luka-luka sejak terjadi bentrokan Jumat siang di sejumlah tempat. Pihak AS dan PBB menyerukan agar pihak-pihak yang bertikai segera mengakhiri kekacauan.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Reaksi masyarakat dan pejabat Mesir pasca kudeta militer

Semenjak dikeluarkan pernyataan Dewan Militer pada Rabu lalu Mesir kembali panas dan menegangkan. Pendukung Mursi yang tadinya memilih cara damai menghadapi kekerasan oposisi akhirnya melakukan perlawanan.

Terlebih setelah militer telah menangkapi beberapa tokoh kunci Ikhwanul Muslimin, menutup stasiun-stasiun televisi dan media cetak yang dianggap tidak memihak terhadap kudeta militer. Media tidak diizinkan meliput aksi demo pendukung Mursi sehingga kondisi mereka tidak bisa dipantau selama beberapa waktu.

Beberapa pejabat pemerintahan menyatakan pengunduran diri sebagai aksi protes terhadap kudeta Militer. Menteri Kebudayaan Mesir, Ala’ Abdul Aziz dilaporkan menyatakan pengunduran dirinya menolak kudeta militer. Bahkan di tubuh militer sendiri dikabarkan terjadi pro kontra. Panglima angkatan darat meminta Sisi mencabut kudeta, demikian juga kepala intelijen Rif’at Sehata juga meminta Sisi menghentikan kudeta yang dianggap lelucon itu.

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Kudeta militer yang dipandang telah menciderai demokrasi dan mengkhianati suara mayoritas rakyat Mesir ini akhirnya membuka perseteruan tajam di jalan-jalan Mesir. Pihak pendukung Mursi nyatakan pihaknya tidak akan menyerahkan legitimasi dan tidak akan berhenti sampai Mursi kembali duduk sebagai presiden.

Mereka mulai mengepung beberapa tempat seperti markas Paspampres dan berupaya mengepung gedung departemen pertahanan. Dikhawatirkan jika militer tidak mengindahkan seruan ini akan terjadi perlawanan yang lebih besar dan mengancam ketahanan nasional.(T/P03/P02)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

 

 

Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah

Rekomendasi untuk Anda