Antofagasta, MINA – Polisi di Chili terus menindak protes dengan proyektil yang kontroversial, kendati ada penangguhan resmi penggunaannya pada pekan ini di semua situasi yang paling ekstrem.
Proyektil-proyektil karet dan logam bundar yang disebut “baline” telah menyebabkan lebih dari 280 pemrotes luka di negara Amerika Latin itu, demikian Al Jazeera melaporkan, Ahad (24/11).
Para profesional medis mengatakan, cedera mata terjadi sejak protes atas ketidaksetaraan dan penindasan yang dimulai pada bulan Oktober.
Direktur kepolisian Carabineros Mario Rozas mengumumkan pada Selasa (19/11) bahwa pasukan menangguhkan penggunaan proyektil dalam semua situasi, kecuali yang paling ekstrem, sambil menunggu penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Langkah itu sebagai tanggapan terhadap penelitian Universitas Chili yang menyimpulkan bahwa proyektil yang digunakan pasukan keamanan terhadap pemrotes berbahan karet 20 persen dan bahan lain 80 persen, termasuk timah.
Proyektil baline hanya akan digunakan dalam kasus-kasus berisiko kematian bagi seorang perwira polisi atau warga sipil, kata Rozas pada konferensi persnya.
“Mereka masih menggunakan proyektil,” kata Francisco Sepulveda kepada Al Jazeera di Antofagasta, sebuah kota 1.400 km (860 mil) utara Santiago. “Penundaan tidak mengubah apa pun,” katanya.
Sepulveda adalah salah satu dokter lokal yang bekerja bersama paramedis, perawat, dan profesional medis lainnya dalam komisi pertolongan pertama yang semuanya bekerja merawat orang terluka dalam protes.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Warga telah terlibat dalam protes, termasuk barikade jalanan pada hari Kamis (21/11). Menanggapi tindakan keras polisi, sejumlah pengunjuk rasa mulai menyerang kantor polisi terdekat. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)