Teheran, MINA – Kementerian Intelijen Iran mengatakan telah mengidentifikasi dan menangkap anggota dari dua tim lagi yang berafiliasi dengan agen mata-mata Mossad Israel di seluruh negeri.
Kementerian Intelijen membuat pengumuman dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (10/1), mengatakan bahwa 23 anggota tim “spionase dan teroris” yang berafiliasi dengan Mossad telah diidentifikasi, dan 13 orang yang berada di dalam negeri telah ditangkap.
“Dua puluh tiga elemen operasional dan logistik dari tim teroris ini telah diidentifikasi di provinsi Teheran, Esfahan, Yazd, Azarbaijan Barat, dan Golestan,” kata pernyataan tersebut, Press TV melaporkan.
Kementerian menambahkan bahwa sejauh ini 13 orang telah ditangkap dan berbagai peralatan operasional mereka telah disita.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pernyataan tersebut menekankan bahwa empat dari enam tim telah ditangkap sebagai bagian dari operasi sebelumnya pada Desember tahun lalu.
Kementerian Intelijen Iran mengatakan, biang keladi jaringan, dengan nama panggilan ‘Siroos’, tinggal di salah satu negara Eropa dan melalui jaringan media sosial “Instagram” dan “WhatsApp” mencoba mengidentifikasi dan melakukan kontak awal dengan elemen operasional di dalam Iran.
Kementerian juga mengatakan, tim itu bermaksud “membunuh seorang pejabat militer” dan melakukan tindakan sabotase di beberapa kota besar di seluruh negeri di tengah kerusuhan yang didukung asing baru-baru ini.
“Dengan tujuan mengambil keuntungan dari kerusuhan baru-baru ini di beberapa bagian negara, organisasi mata-mata teroris Mossad bermaksud membunuh seorang pejabat militer dan melakukan beberapa operasi sabotase di kota-kota besar negara itu, serta mengirimkan material bahan peledak dalam jumlah besar melalui perbatasan laut selatan,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kerusuhan yang dituding didukung asing telah melanda berbagai provinsi Iran sejak wanita berusia 22 tahun Mahsa Amini meninggal di rumah sakit pada 16 September, tiga hari setelah dia pingsan di sebuah kantor polisi di Teheran. Investigasi mengaitkan bahwa kematian Amini karena kondisi medisnya, bukan dugaan pemukulan oleh polisi.
Kerusuhan yang kejam telah merenggut nyawa puluhan orang dan pasukan keamanan, sekaligus memungkinkan serangan teroris di seluruh negeri. Dalam empat bulan terakhir, para teroris telah membakar fasilitas umum dan menyiksa beberapa anggota aparat keamanan hingga tewas. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata