Mosul, 1 Rajab 1438/29 Maret 2017 (MINA) – Pasukan Irak mengepung Kota Tua di Mosul Barat untuk menekan kekuatan militan Islamic State (ISIS) di distrik itu.
Pasukan Irak dari Divisi Reaksi Cepat telah menguasai stasiun kereta Mosul dan stadion sepak bola dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, militer Irak sedang mendapat tekanan atas banyaknya korban sipil yang jatuh.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan, satuan elit akan terus maju ke utara sampai Kota Tua benar-benar dikepung.
Komandan Divisi mengatakan kepada The New Arab yang dikutip MINA, koridor kemanusiaan tetap dibuka untuk memungkinkan warga sipil menyelamatkan diri.
Baru-baru ini koalisi pimpinan Amerika Serikat yang mendukung operasi di Mosul diyakini telah menewaskan lebih dari 100 warga sipil pada 17 Maret di lingkungan Al-Jadid.
Tuduhan itu menyebabkan unit elit Badan Anti-terorisme Irak (ICTS) yang menguasai daerah tersebut menghentikan operasinya saat penyelidikan sedang dilakukan.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Situasi itu membuat Divisi Reaksi Cepat pasukan Irak berperan besar dengan jumlah pasukan sekitar 3.500 orang dalam mengepung Kota Tua.
Menurut Letnan Kolonel Abdel Amir Al-Mohammedawi, serangan di Kota Tua terlalu mendesak. Jalan-jalan sempit, lorong-lorong gelap dan sudut-sudut yang padat membuat sulit bagi kendaraan lapis baja untuk kemajuan, memaksa dilakukan patroli jalan kaki dengan risiko tinggi.
“Kami mendukung pertarungan lambat dan berhati-hati di Kota Tua, kami tidak ingin orang-orang kami terluka,” kata Mohammedawi.
Kota Tua adalah bagian kota Mosul yang paling padat penduduknya. Sebanyak 400.000 warga sipil diyakini terjebak di sini. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)