Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PASUKAN ISRAEL SERANG DEMONSTRAN PRO-MANDELA

Admin - Sabtu, 7 Desember 2013 - 15:16 WIB

Sabtu, 7 Desember 2013 - 15:16 WIB

708 Views ㅤ

Ramallah , 5 Safar 1435/8 Desember 2013 (MINA) – Puluhan warga Palestina terluka dan satu ditahan oleh pasukan pendudukan Israel saat mereka sedang melakukan peringatan kematian mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.

Aksi peringatan kematian Mandela itu juga terjadi di beberapa wilayah di Tepi Barat, termasuk di Bilin, al- Masara, Kafr Qaddum, dan desa Nabi Saleh. Kantor berita Maan melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).

Abdulkadir Abu Rahma (20) ditahan selama protes berlangsung. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan dan poster aktivis anti – apartheid dan hal itu membuat pasukan penjajah Israel merasa tersinggung dan menyerang para demonstran.

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

Rakyat Palestina berduka atas meninggalnya Nelson Mandela, sebagai sosok yang peduli terhadap hak-hak Palestina.

Media Naharet edisi Jumat (6/12) memberitakan, Pejabat Fatah yang ditahan Israel, Marwan Barghouti mengatakan hai itu, dan menyebut Mandela sebagai sosok yang memberikan inspirasi perjuangan.

“Mandela sangat peduli dan mendukung perjuangan Palestina untuk mendapatkan kebebasannya,” ujar Barghouti yang menyampaikan pesan dari dalam sel nomor 28 di Penjara Hadarim Israel.

Menurutnya, Mandela sebagai rekan pemimpin Palestina Yaser Arafat, adalah sosok pahlawan yang secara konsisten memperjuangankan berakhinya Apartheid (perbedaanwarna kulit), serta turut menginspirasi  berakhirnya masa penjajahan Israel di Palestina.

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

Barghouti juga mengutip kalimat Mandela yang menyebutkan, “Kita tahu bahwa kebebasan tidak lengkap tanpa terbebasnya Palestina dari penjajahan.”

Barghoti menambahkan, walau dirinya terkurung di dalam penjara, namun kebebasan Palestina adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.

Sampai saat ini Barghouti masih berada di dalam penjara, setelah ditangkap sejak tahun 2002 atas tuduhan memobilisasi gerakan pemberontakan Palestina tahun 2000.

Marwan Barghouti menyebut, rezim apartheid tidak berlaku di Afrika Selatan, seperti juga penjajahan tidak akan menang di Palestina.

Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyampaikan penghormatannya pada Jumat (6/12) atas komitmen Nelson Mandela untuk rakyat Palestina, menyusul wafatnya sang ikon anti-apartheid itu pada Kamis malam.

“Ini merupakan kehilangan besar bagi semua bangsa di dunia, dan  bagi Palestina,” kata Abbas dengan memanggil Mandela sebagai sebuah “simbol kebebasan dari penjajahan dan pendudukan.” 

Mandela, pertama kali mengunjungi Palestina pada 1999, adalah merupakan tokoh pendukung setia Palestina dan juara perdamaian Timur Tengah.

Pernyataan terkenal Mandela yang hingga kini dipakai aktivis-aktivis seluruh dunia adalah: “Kita tahu betul bahwa kemerdekaan kita tidak akan pernah sempurna tanpa kemerdekaan rakyat Palestina.”

Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu

Abbas mengomentari pernyataan yang sudah terkenal itu dengan mengatakan, “Rakyat Palestina tidak akan pernah lupa pernyataan bersejarahnya bahwa revolusi di Afrika Selatan tidak akan mencapai tujuannya selama Palestina tidak bebas,” kata Abbas.

Dia menggambarkan Mandela sebagai orang yang paling berani dan penting dari orang-orang yang mendukung Palestina.

Banyak warga Palestina mengambil inspirasi dari perjuangan sukses Mandela melawan apartheid (diskriminasi ras) yang sedang berjuang melawan penjajahan Israel atas negeri Palestina.

“Nama Mandela akan tinggal selamanya dengan Palestina dan dengan semua rakyat Palestina,” kata Abbas.

Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat  

Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, meninggal pukul 8.50 malam di Johannesburg dalam usia 95 tahun, disusul dengan ucapan duka para pemimpin dunia atas meninggalnya tokoh anti-apartheid itu yang sudah lama menderita infeksi paru-paru.(T/P04/R2)

Mi’raj News Agency ( MINA )

Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima

Rekomendasi untuk Anda