Yerusalem, MINA – Gerombolan pasukan pendudukan zionis Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dan mengusir para Jama’ah muslim di dalamnya secara paksa, Senin malam (3/4).
Dikutip dari PIC, serbuan tersebut merupakan hari kedua secara berturut-turut pasukan pendudukan masuk ke Al-Aqsa untuk mengusir para jama’ah khususnya yang ada di Al-Qibli dengan paksa dan penuh dengan kekerasan.
Pengusiran itu terjadi setelah saksi mata melaporkan bahwa intelijen pendudukan mengirim pesan teks dan melalui telepon kepada pasukan pendudukan untuk memukul mundur para jama’ah muslim di Al-Aqsa.
Senin malam, 70.000 orang melakukan sholat Isya dan Tarawih di Masjid Al-Aqsa yang diberkahi pada malam ketiga belas bulan Ramadhan yang diberkahi.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Juru bicara Hamas, Muhammad Hamada mengatakan, agresi pendudukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa adalah kejahatan yang ditambahkan ke rangkaian kejahatan pendudukan terhadap Palestina, dan pelanggaran garis merah serta melanggar hukum internasional.
“Penyerangan terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa adalah serangan terhadap kebebasan beribadah, dan pendudukan memikul tanggung jawab penuh atas agresi terus menerusnya terhadap Al-Aqsa,” tegasnya.
Dia menekankan, rakyat Palestina dan perlawanan mereka tidak akan tinggal diam di depan kejahatan pendudukan terhadap Al-Aqsa, “Kami melihat dengan kemarahan dan penolakan pada agresi pendudukan terhadap Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.”
Dia menunjukkan, semua orang Palestina menyerukan konfrontasi jika pendudukan melanjutkan agresinya terhadap Masjid Al-Aqsa, dan menekankan bahwa kejahatan terbesar adalah adanya pendudukan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dia menekankan bahwa perlawanan telah memfokuskan pandangannya untuk bekerja dengan serius dan strategis untuk menghadapi pendudukan sampai dikalahkan dari tanah Palestina.
Patut dicatat bahwa pendudukan telah mencegah muslim untuk i’tikaf di Masjid Al-Aqsa sejak awal Ramadhan, pada saat mereka bersiap untuk mengamankan serangan besar yang diharapkan pada hari raya “Paskah” (yang dimulai pada hari Rabu dan berlangsung selama seminggu), dan telah memperpanjang periode serbuan pemukim dari pukul tujuh pagi hingga pukul 11:30 pagi.
Menteri Keamanan Nasional ekstremis, Itamar Ben Gvir, meminta pemukim untuk menyerbu Al-Aqsa pada hari Rabu, tanpa berusaha membawa persembahan, hal tersebut menunjukkan bahwa dia akan menyerbu Masjid Al-Aqsa, tetapi tidak pada hari Rabu. (T/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza