Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PASUKAN PENJAJAH ISRAEL MASUKI RAFAH LANGGAR PERJANJIAN

Widi Kusnadi - Kamis, 4 September 2014 - 06:56 WIB

Kamis, 4 September 2014 - 06:56 WIB

710 Views

foto: Anadolu
foto: Anadolu

foto: Anadolu

Gaza, 9 Dhulqa’dah 1435/4 September 2014 (MINA) – Pasukan penjajah Israel, Rabu, melanggar perjanjian genjatan senjata dengan memasuki wilayah otoritas Palestina di timur Rafah.

Saksi mata warga Rafah menyatakan, buldoser milik penjajah Israel telah masuk 100 meter dari perbatasan di Rafah. Sementara pesawat pengintainya terus melayang di atas daerah tersebut.
Buldoser, kemudian pindah ke daerah tempat Israel kehilangan salah satu prajurit terbaiknya selama 51 hari serangannya di Jalur Gaza. Mereka mengklaim mencari jejak tentaranya yang tewas.

Sementara itu, Menteri pertahanan Israel Moshe Ya’alon mengatakan, biaya peperangan selama agresi militer Israel ke Jalur Gaza lebih dari 9 millliar US Dolar atau 106 Triliun Rupiah.

“Biaya langsung yang dikeluarkan untuk operasi (Operation protective Edge) lebih dari 9 Milliar US Dollar (106 trilliun rupiah), dan biaya pertahanan akan meningkat tiga kali lipat” ujar Ya’alon dalam sebuah forum ekonomi calcalist, Selasa (2/9) di Tel Aviv seperti dilaporkan oleh Ynetnews.

Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang

Lebih lanjut Ya’alon mengklaim bahwa system pertahanan Iron Dome telah menyelematkan Israel dari serangan Gaza dan memungkinkan warga Israel melanjutkan kehidupan mereka secara normal, serta meminimalkan biaya perang.

“Setiap satu penangkal Iron Dome biayanya 100 ribu US Dolar (1,17 Miliar Rupiah), dalam perpestif ekonomi ini sangat berharga, tapi jelas ini masih sangat mahal,” kata Ya’alon.

Ya’alon juga merespon klaim beberepa menteri yang menyatakan ancaman terhadap Israel telah berkurang “meskipun klaim bahwa tidak ada lagi ancaman militer konvensional dan  sebagian besar benar – ada perdamaian dengan Mesir, perdamaian dengan Jordan, Syria yang sibuk dengan pertikaian, dan tidak ada lagi pasukan Irak – tapi tetap saja, perkembangan pasukan di sekitar kawasan Israel membuatnya harus berhadapan dengan kelompok kelompok perlawanan, dan berurusan dengan kelompok ini sangat mahal.

Sementara itu menteri ekonomi Israel, Naftali Bennett yang juga berbicara dalam konferensi tersebut, menyatakan bahwa tentara harus lebih effisien jika ingin lebih banyak uang. Dia mengutip pernyataan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, “Jika mereka berlaku effisien, mereka akan mendapatkan dana. Namun, jika tidak, mereka tidak akan mendapatkan uang”. (T/R03/R11)

Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian

Mi’raj Islam News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda