Kharkiv, MINA – Pertempuran jalanan pecah pada Ahad pagi (27/2) di Kharkiv, ketika pasukan Rusia menyerbu ke kota terbesar kedua di Ukraina itu, menurut seorang pejabat regional.
Pertempuran itu menyusul gelombang serangan di tempat lain yang menargetkan lapangan terbang dan fasilitas bahan bakar yang tampaknya menandai fase baru invasi yang telah dilakukan. Namun, invasi diperlambat oleh perlawanan sengit, The New Arab melaporkan.
Pasukan Rusia mendekati Kharkiv, sekitar 20 kilometer (12,4 mil) selatan perbatasan dengan Rusia, tak lama setelah Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada hari Kamis.
Namun, sampai hari Ahad, mereka tetap berada di pinggiran kota berpenduduk 1,4 juta itu tanpa mencoba masuk di saat pasukan lain melewatinya, menekan serangan mereka lebih dalam ke Ukraina.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Ahad pagi, pasukan Rusia masuk dan terlibat oleh pasukan Ukraina, kata Oleh Sinehubov, kepala pemerintahan regional Kharkiv.
Dia mengatakan kepada warga sipil untuk tidak meninggalkan rumah.
Video yang diunggah di media Ukraina dan jejaring sosial menunjukkan, kendaraan Rusia bergerak melintasi Kharkiv dan sebuah kendaraan ringan terbakar di jalan.
Di tempat lain, ledakan besar menerangi langit pada Ahad pagi di selatan ibu kota Kyiv, di mana orang-orang berjongkok di rumah, garasi bawah tanah dan stasiun kereta bawah tanah untuk mengantisipasi serangan skala penuh oleh pasukan Rusia.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Api mengepul ke langit sebelum fajar dari depot minyak dekat pangkalan udara di Vasylkiv, di mana telah terjadi pertempuran sengit, menurut walikota setempat.
Kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan ledakan lain terjadi di bandara sipil Zhuliany.
Kantor Zelenskyy juga mengatakan, pasukan Rusia meledakkan pipa gas di Kharkiv, mendorong pemerintah untuk memperingatkan orang-orang untuk melindungi diri mereka dari asap dengan menutupi jendela mereka dengan kain lembab atau kain kasa.
“Kami akan berjuang selama diperlukan untuk membebaskan negara kami,” tegas Zelenskyy. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj News Agency (MINA)