Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pauline Hanson Diskors Setahun karena Aksi Protes Burqa di Parlemen

Arina Islami Editor : Bahron Ans. - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

1 Views

Pauline Hanson melakukan aksi protes dengan mengenakan Burqa di Parlemen. [Foto: ABC News]

Canberra, MINA – Seorang senator senior Australia sekaligus pemimpin Partai One Nation, Pauline Hanson (71), dijatuhi sanksi berat berupa pelarangan hadir di parlemen selama satu tahun setelah melakukan aksi protes dengan mengenakan burqa di ruang senat.

Keputusan itu diambil pada awal pekan ini, sehari sebelum ia dijatuhi sanksi resmi pada Selasa (25/11). Mengutip The New Arab.

Hanson, yang dikenal dengan kebijakan anti-Muslim dan anti-imigrasi, melakukan aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap senator lain yang tidak mendukung rancangan undang-undang pelarangan nasional burqa di Australia.

Ia berjalan memasuki ruang senat dengan mengenakan burqa, tindakan yang dinilai sebagai sikap tidak hormat.

Baca Juga: Trump akan Akhiri Status Perlindungan Sementara bagi Imigran Myanmar

Senat Australia langsung menjatuhkan sanksi tanpa adanya permintaan maaf dari Hanson.

Keputusan itu menjadi hukuman terberat bagi seorang senator dalam beberapa dekade terakhir. Hanson dilarang menghadiri tujuh sesi sidang senat secara berturut-turut, yang secara praktis berlaku selama setahun.

Kepada wartawan, Hanson mengatakan bahwa penilaian terhadap dirinya akan dilakukan oleh para pemilih pada Pemilu 2028, bukan oleh rekan-rekannya di senat.

“Mereka tidak ingin melarang burqa, tetapi mereka melarang hak saya untuk mengenakannya di ruang parlemen. Tidak ada aturan pakaian di parlemen, namun saya tidak boleh mengenakannya (burqa). Bagi saya, itu adalah bentuk kemunafikan,” ujarnya, dikutip dari The New Arab.

Baca Juga: Israel Ajak Yahudi India “Pulang” ke Wilayah Jajahan Zionis di Palestina

Hanson sebelumnya pernah memicu kemarahan publik pada 2017 ketika mengenakan burqa di senat dalam aksi protes serupa, tetapi saat itu ia tidak mendapatkan sanksi.

Pemimpin Senat Australia, Penny Wong, menjadi penggerak utama keputusan sanksi ini. Menurut Wong, aksi Hanson telah “mengolok dan memfitnah sebuah iman” yang dianut hampir satu juta Muslim di Australia.

“Peragaan busana yang penuh kebencian dan dangkal Senator Hanson membuat Australia lemah. Itu juga memiliki dampak kejam terhadap banyak kalangan paling rentan, termasuk di sekolah-sekolah,” kata Wong.

Di Senat Australia terdapat dua senator Muslim, Mehreen Faruqi dan Fatima Payman.

Baca Juga: Tornado Rusak 100 Rumah di Houston, 28 Ribu Warga Sempat Tanpa Listrik

Faruqi menilai sanksi terhadap Hanson merupakan langkah awal bagi senat untuk menghadapi rasisme sistemik dan struktural di Australia.

Sementara Payman, yang mengenakan hijab, menyebut aksi Hanson sebagai perbuatan “tercela dan memalukan”.

Pauline Hanson memiliki rekam jejak panjang dalam isu rasial. Pada pidato perdananya di Parlemen Australia tahun 1996, ia menyatakan bahwa Australia “berada dalam bahaya kebanjiran warga Asia” akibat kebijakan imigrasi non-diskriminatif.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: India Siaga Erupsi Gunung Hayli Gubbi di Ethiopia, Penerbangan Diminta Hindari Area Terdampak

Rekomendasi untuk Anda