Pawai Peringatan Serangan Mavi Marmara untuk Bebaskan Al-Aqsha

Suasana pawai tahunan untuk memperingati Peringatan Ketujuh Serangan Israel terhadap Mavi Marmara di sebuah jalan di kota Istanbul, Rabu 31 Mei 2017.(Foto: Istimewa)

Oleh: Rana Setiawan, Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ribuan rakyat mengadakan pawai tahunan untuk memperingati Peringatan Ketujuh Serangan Israel terhadap kapal kemusiaan Mavi Marmara dimulai dari Taksim Square menuju Sekolah Tinggi Galatasaray di kota Istanbul, Rabu (31/5).

Pawai bertajuk “March for Free Quds (Pawai untuk Pembebasan Kota Al-Quds” yang digelar Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (İnsan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı-) berlangsung pada pukul 19.00 waktu setempat.

Pawai tersebut menekankan bahwa kapal Mavi Marmara dalam armada kemanusiaan Freedom Florilla to Gaza adalah bagian dari perjuangan pembebasan Kota Al-Quds dan Al-Aqsha dengan niatnya agar blokade ilegal Israel di Gaza segera berakhir. “Tanggung jawab kita untuk untuk mengakhiri blokade (Gaza) masih berlanjut,” demikian salah satu slogan yang ditampilkan dalam pawai itu.

Penyelenggara dan awak Flotilla terdiri dari aktivis nasional dan internasional, tokoh masyarakat, dan organisasi hak asasi manusia ikut hadir dalam pawai tersebut.

Pawai “March for Free Quds” juga menekankan bahwa rakyat Turki menginginkan perdamaian melawan penjajahan Israel. Mayoritas rakyat Turki secara total adalah untuk Mavi Marmara dan melawan penjajahan Israel. Kami menyoroti fakta ini sekali lagi.

Menurut entitas Zionis Israel, satu-satunya solusi untuk kepentingan Israel adalah dengan “menghapus Mavi Marmara dari sejarah, tutupi dan biarkan dilupakan”. Untuk itu pawai ini menegaskan bahwa rakyat Turki dan penduduk dunia tidak akan membiarkan spirit Mavi Marmara dilupakan.

“Atas nama awak Kapal Mavi Marmara kami ingin memberi hormat kepada sepuluh syuhada kami, remaja kami yang tertindas dan semua aktivis dan orang-orang yang tertindas di seluruh dunia. Persatuan kami akan menjadi motivasi bagi semua orang yang tertindas.,” demikian pernyataan resmi IHH dalam pawai tersebut.

Kepala Komunitas Masyarakat Solidaritas (FIDDER) salah satu pendukung pawai, Mohammad Mshainesh, mengucapkan terima kasih kepada Rakyat Turki karena telah mendukung rakyat Palestina dan memuji para syuhada Mavi Marmara.

Dia meminta warga Palestina dan juga warga Arab dan Muslim untuk berpartisipasi dalam pawai tahunan tersebut.

Delegasi IHH menegaskan dukungan permanen rakyat Turki untuk rakyat Palestina hingga pembebasan Masjid Al-Aqsha.

Pasukan Angkatan Laut Israel pada tanggal 31 Mei 2010 mencegat dan menyerbu kapal terbesar di dalam armada kemanusiaan Freedom Flotilla to Gaza, Mavi Marmara, yang sedang berlayar menuju Jalur Gaza untuk mengakhiri blokade yang telah dipaksakan sejak tahun 2006. Pasukan khusus Israel itu membunuh sepuluh warga Turki di kapal Mavi Marmara dan melukai banyak lainnya dalam serangan berdarah yang terjadi di perairan internasional.

Sementara sebanyak 10 orang perwakilan aktivis dan relawan Indonesia dari beberapa LSM Indonesia ikut  dalam misi kapal Mavi Marmara tersebut,  di antaranya Nurfitri Taher dari Medical Emergency Rescue Committee (lembaga kemanusiaan MER-C) dan Nur Ikhwan Abadi (Aqsa Working Group (AWG) Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Keduanya kini juga menjadi Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency).

Pupuk Keimanan

Dalam suasana  peringatan ini , Nur Ikhwan Abadi yang kini juga Sekretaris Jenderal AWG  kepada MINA menegaskan, kehadiran armada kemanusiaan Freedom Flotilla yang dipimpin Kapal Mavi Marmara dari Pelabuhan Antalya Turki menuju Pelabuhan Gaza pada 2010 lalu pada dasarnya adalah untuk kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsha.

“Tidak bisa dipungkiri, kapal kemanusiaan (Marmara) dengan awak para aktivis kemanusiaan dari 30 negara dan berangkat menuju Gaza untuk satu tujuan yaitu terbebasnya Palestina dan Al-Quds dari kedholiman Israel. Semangat ini yang harus terus dijaga,” tegasnya.

Armada kemanusiaan Freedom Flotilla juga membawa muatan lebih dari 20 ribu ton bantuan kemanusiaan berupa bahan bangunan seperti semen dan besi, obat-obatan, peralatan rumah sakit, peralatan sekolah dan kebutuhan gizi balita dan bayi-bayi di Gaza yang diblokade Otooritas Pendudukan israel sejak 2010.

“Darah 10 orang yang syahid ditembak pasukan khusus Israel di kapal Mavi Marmara, insya Allah tidak akan sia-sia, tapi akan jadi pupuk keimanan kaum Muslimin di mana pun berada,” ujarnya.

Redaktur Senior MINA ini mengapresiasi upaya IHH dan organisasi-organisasi kemanusiaan dunia yang terus berkomitmen dalam perjuangan membebaskan Masjid Al-Aqsha.

“Pupuk iman yang akan menyuburkan semangat jihad kaum Muslimin. Terlebuh di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini. Hendaknya kaum Muslimin dunia lebih peduli akan nasib saudara kaum Muslimin Palestina dan Masjid Al-Aqsha yang tertindas,” imbuhnya.

Pawai Pembebasan Al-Aqsha

Ribuan umat Islam mengikuti longmarch Cinta Al-Aqsha Sumedang – Jakarta oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di depan Monumen nasional (Monas), Jakarta Pusat, Ahad (15/1). (Republika/Agung Supriyanto)

Pawai Pembebasan Al-Aqsha dalam spirit peringatan serangan Mavi Marmara di Turki bukan pertama kali dan satu-satunya pawai yang digelar dengan berjalan kaki mendukung perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina. Berbagai lembaga dan gerakan di Indonesia pun sudah lebih dulu menginisiasi pawai tersebut.

Jama’ah Muslimin (Hizbullah), wadah kesatuan umat Islam berpusat di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, memelopori gerakan Pembebasan Al-Aqsha sejak Gerak Jalan Cinta Al-Aqsha pertama, Kamis malam, 14 September 2006.

Saat itu gerak jalan menempuh jarak sekitar 40 km dari Pesantren Al-Fatah Cileungsi Bogor, menelusuri jalan Kali Malang Bekasi menuju Kedutaan Besar Palestina Jalan Diponegori Jakarta Pusat.

Longmarch malam, mengikuti Isra Mi’raj Nabi pada malam hari, diikuti ribuan peserta tua-muda, laki-laki dan perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga dari pulau Sumatera dan Kalimantan.

Imaamul Muslimin Muhyiddin Hamidy allahuyarham, saat itu menyampaikan, tujuan aksi Gerak Jalan Cinta Al-Aqsha adalah menggalang aksi nyata umat Islam Internasional bagi Pembebasan Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Zionis Israel, serta menyamakan persepsi umat Islam Internasional tentang pentingnya mewujudkan solidaritas bagi Pembebasan Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Zionis Israel.

Kegiatan pawai gerak jalan seperti baru saja berlangsung, beberapa kali dilakukan oleh para aktivis dan pencinta Al-Aqsha, di kota-kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Semarang, Wonogiri, Surabaya, Bandar Lampung, Jambi, Palembang, Medan, Aceh, hingga Pontianak, Samarinda.

Termasuk utusan delegasi Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dan Aqsa Working Group (AWG), saat mengikuti Global March to Jerusalem (GMJ) pada 7 Juni 2013 lalu di perbatasan Yordania-Palestina.

Gema jargon aksi Gerak Jalan Cinta Al-Aqsha yang dikumandang “Allahu Akbar….! Allahu Akbar….! Al-Aqsha Haqquna….! Al-Aqsha Haqquna….! (Al-Aqsha milik kami kau Muslimin) pun seakan sudah mendunia. Rakyat Turki pun bersuka cita menyambut panggilan suci.

Semoga Pawai Gerak Jalan Cinta Al-Aqsha ini menjadi perantara mengeratkan ukhuwah dan menyatukan kekuatan umat Muslim dunia untuk fokus kembali membebaskan Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam dunia. (R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.