Tripoli, MINA – Sekitar 1.500 pengungsi dan migran terjebak di pusat-pusat penahanan akibat konflik di Libya dan risiko terhadap kehidupan mereka meningkat setiap jam, kata Kepala Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) pada Jumat (12/4).
“Mereka adalah orang-orang dalam keadaan yang paling rentan dan berbahaya,” kata Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan.
“Mereka haris segera dievakuasi. Mereka harus segera dibawa ke tempat yang aman. Ini adalah masalah hidup atau mati,” kata dia seperti dilaporkan Daily Sabah.
Komandan milisi Khalifa Haftar yang pendukung Ghadafi telah melancarkan serangan untuk menduduki Tripoli yang sekarang diduduki Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung oleh PBB. Milisi ingin berkuasa kembali di negara itu yang mengalami perang saudara akibat penggulingan pemimpin kuat Muammar Ghadafi yang dilakukan AS didukung NATO pada 2011.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Lusinan orang telah tewas dalam sepekan terakhir dan lebih dari 300 lainnya cedera, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sejak konflik meningkat pekan lalu, “lebih dari 9.500 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka,” kata pernyataan UNHCR.
Grandi menggarisbawahi para migran yang terperangkap dalam baku tembak “adalah orang-orang dalam keadaan yang paling rentan dan berbahaya. Mereka melarikan diri dari konflik atau penganiayaan di negara mereka masing-masing malah terperangkap ketika konflik membekap mereka lagi.”
Dia mendesak negara-negara untuk menghormati kewajiban hukum dan mendukung cara-cara mengakhiri penahanan, “termasuk koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi mereka yang paling rentan ke luar negeri.”
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Sampai saat ini, hanya 150 migran semacam paling rentan telah dipindahkan, dari pusat penahanan Ain Zara ke tempat evakuasi, kata badan PBB.
Kurang lebih 728 lainnya menolak untuk meninggalkan fasilitas Qasr Bin Ghasheer kecuali mereka bisa diangkut keluar dari Libya, tambahnya.
Haftar meluncurkan upayanya merebut Tripoli pada 4 April, dan sekarang terlibat dalam pertempuran dengan pasukan yang setia kepada GNA yang dipimpin Faqez al-Sarraj. (T/R11)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun