Nay Pyitaw, 18 Muharram 1437/31 Oktober 2015 (MINA) – Sebanyak 1.100 Muslim Rohingya tewas pada periode Januari 2014 – Juni 2015, ketika mereka mencoba melarikan diri dari penindasan yang dilakukan Pemerintah Myanmar, menurut laporan yang dikeluarkan PBB.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan Muslim Rohingya terus melarikan diri mencari kedamaian.
“Mereka melarikan diri dan memilih melakukan perjalanan yang berbahaya untuk mencari tempat lebih aman,” katanya. Demikian diberitakan oleh Rohingya News Agency (RNA) dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Dia juga mengatakan, setidaknya ada 31 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri selama semester pertama tahun ini.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Lee mengatakan, Myanmar telah melakukan sejumlah reformasi penting selama periode terakhir, namun kondisi kehidupan Muslim Rohingya tidak terlihat perubahan sedikitpun.
Pelapor khusus PBB itu menjelaskan, Pemerintah Myanmar tidak mengizinkan dia memasuki provinsi Arakan, dan aparat keamanan selalu mengintrogasi beberapa orang yang ia temui di luar daerah.
Dia mengatakan, Muslim Rohingya selalu mengalami diskriminasi seperti kebebasan bergerak, kesehatan, pendidikan, air dan jasa yang mereka butuhkan. Mereka juga harus memiliki kartu identitas dan mendapatkan izin untuk melakukan perjalanan, menikah.
Selain itu, mereka juga dilarang memiliki anak lebih dari dua dan tidak mendapatkan hak memberikan suara pada pemilihan umum 8 November mendatang. (T/P004/P2)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)