Shana, MINA – Program Pangan Dunia PBB memperingatkan, sekitar 3,5 juta warga Yaman saat ini terancam kelaparan.
Lembaga itu mengatakan seperti disebutkan Devex News, pada Senin (22/10), konflik sipil yang masih terus berlangsung di negara itu dan memburuknya kondisi ekonomi semakin memperparah keadaan ke jurang kelaparan.
“Berdasarkan perhitungan teknis menunjukkan setidaknya 1 dari 5 rumah tangga menghadapi kekurangan makanan ekstrim, 2 orang dari 10.000 meninggal setiap hari, dan lebih dari 30 persen anak-anak di bawah 5 menderita akut kekurangan gizi,” ujar laporan.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Lorraine Marulanda, Kepala Palang Merah Inggris untuk Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara mengatakan, salah satu kesulitan terbesar bagi pekerja kemanusiaan di Yaman adalah sulitnya akses komunitas.
“Masalahnya adalah ketersediaan akses yang diperlukan untuk dapat memverifikasi sepenuhnya semua informasi yang diperlukan untuk mengatasi kelaparan,” katanya.
Sekitar 8 juta orang di Yaman, atau hampir sepertiga dari penduduk, dianggap sangat tidak aman pangan dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Kurangnya akses kemanusiaan, telah memburuk selama beberapa bulan terakhir, menyusul terjadinya pertempuran di kota pelabuhan Hodeida, menurut Suze van Meegen, seorang petugas perlindungan dan advokasi untuk pengungsi Dewan Norwegia.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Dalam beberapa kasus, petugas kemanusiaan menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk menghadapi hambatan birokrasi.
“Kendalanya tidak begitu banyak soal geografis. Hanya kami sangat dibatasi di mana kami bisa pergi,” kata van Meegen.
Palang Merah menarik kembali sebagian dukungannya ke Yaman beberapa bulan lalu karena ancaman keamanan.
Sebelas relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah tewas sejak konflik pertama kali meningkat pada tahun 2015. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Mi’raj News Agency (MINA)