Jenewa, MINA – Utusan HAM PBB memperingatkan, Bangladesh berisiko menciptakan “krisis baru” bagi para pengungsi Rohingya, jika rencana pemindahan 23.000 pengungsi ke sebuah pulau tak berpenghuni terus dilanjutkan.
Yanghee Lee, Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar yang mengunjungi Pulau Bhasan Char baru-baru ini, mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa pada Senin (11/3), dia tidak yakin apakah pulau di Teluk Bengal itu “benar-benar layak huni”, terlebih pulau itu rawan akan angin topan.
Dia juga memperingatkan, relokasi yang “tidak direncanakan” tanpa persetujuan para pengungsi “memiliki potensi untuk menciptakan krisis baru.” Demikian Al Jazeera melaporkan yang dikutip MINA.
Lembaga kemanusiaan lain yang mendukung pengungsi Rohingya juga mengatakan, para pengungsi secara efektif akan terperangkap di Bhasan Char, sebuah pulau berlumpur, dataran rendah yang sering banjir selama musim hujan dan menawarkan sedikit peluang mata pencaharian.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Lebih dari 730.000 warga Rohingya berada di kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh, setelah mereka menyelamatkan diri dari operasi pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan di Myanmar oleh militer negara itu sejak akhir 2017.
Meskipun ada keberatan dari berbagai pihak, pemerintah Bangladesh pada akhirnya merencanakan akan memindahkan 100.000 warga Rohingya ke pulau itu, dengan alasan langkah itu akan mengurangi tekanan pada kamp. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi