New York, MINA – PBB pada Jumat (1/3) mendesak Bangladesh untuk terus mengizinkan warga Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar untuk masuk ke negaranya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahidul Haque memberitahukan Dewan Keamanan bahwa pihaknya tidak dapat menerima pengungsi tambahan dan menuduh Myanmar “membuat janji kosong” tentang repatriasi warga Rohingya.
Sementara Juru bicara PBB Stephane Dujarric berbicara di kantor pusat badan internasional itu di New York bahwa Dhaka harus terus mengijinkan pengungsi masuk ke negara tersebut. Demikian AA melaporkan, Sabtu (2/3) dikutip MINA.
“Bangladesh sangat dermawan dalam memberikan dukungan kepada para pengungsi Rohingya,” kata Dujarric.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Penting bahwa orang yang melarikan diri dari konflik dapat menemukan tempat yang aman di mana pun mereka pergi.”
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan serangan terhadap komunitas Muslim minoritas sejak Agustus 2017.
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh militer Myanmar, menurut laporan dari Ontario International Development Agency (OIDA) yang berbasis di Kanada.
Laporan tersebut juga menunjukkan sekitar 18.000 perempuan dewasa dan anak-anak Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar. Sementara lebih dari 115.000 rumah Rohingya dibakar dan 113.000 lainnya dirusak.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
PBB telah mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan termasuk bayi dan anak kecil pemukulan brutal oleh pasukan Myanmar.
Dalam sebuah laporan, penyelidik PBB mengatakan pelanggaran seperti itu merupakan kejahatan kemanusiaan. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai