Jenewa, MINA – Dua bayi perempuan Suriah meninggal akibat cuaca musim dingin ekstrem di barat laut Suriah, di mana salju dan hujan telah menghancurkan tenda-tenda ratusan keluarga terlantar, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa (1/2).
“Seorang gadis berusia tujuh hari dan seorang gadis berusia dua bulan telah meninggal karena kedinginan di provinsi Idlib,” kata badan kemanusiaan PBB OCHA, The New Arab melaporkan.
Menurut seorang koresponden di Idlib utara, kedua anak itu diumumkan meninggal pada Selasa.
Mereka dibawa ke rumah sakit spesialis Al-Rahman di desa Haranbush, yang telah menerima masuknya anak-anak dalam beberapa hari terakhir di tengah suhu di bawah nol, kata koresponden.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kematian karena kedinginan adalah kejadian tahunan di daerah kantong pemberontak besar terakhir Suriah, yang menurut PBB adalah tempat tinggal bagi 2,8 juta orang terlantar.
Berkurangnya dana donor telah menyebabkan kelangkaan obat-obatan dan peralatan di rumah sakit dan klinik di wilayah tersebut, banyak di antaranya sekarang berisiko ditutup.
“Anak-anak berisiko terkena flu. Mereka tinggal di tenda yang sudah usang dan kekurangan pakaian musim dingin serta bahan bakar,” kata juru bicara OCHA Patrick Nicholson.
“Masalahnya semakin buruk karena krisis ekonomi, kurangnya sumber daya untuk memberikan bantuan musim dingin dan meningkatnya kebutuhan,” katanya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menurut OCHA, cuaca buruk pada Januari telah menghancurkan setidaknya 935 tenda dan merusak lebih dari 9.000 lainnya di beberapa lokasi pengungsian di utara Suriah.
Metode pemanasan yang tidak aman, termasuk pemanas dasar yang terbuka, sering kali memicu kebakaran yang mematikan.
Sejak awal tahun, 68 kebakaran dilaporkan, yang mengakibatkan 24 luka-luka dan dua kematian di Suriah utara saja, menurut OCHA. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata