Jenewa, MINA – Israel sengaja menunda dan menghalangi lebih banyak pasokan bantuan makanan memasuki Gaza dibandingkan dengan bentuk bantuan kemanusiaan lainnya, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Selasa (9/4).
Dengan semakin dekatnya bencana kelaparan, klaim tersebut akan memicu tuduhan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, sebuah kejahatan berdasarkan hukum internasional.
OCHA mengatakan, statistik pada bulan Maret menunjukkan bahwa mendapatkan izin pengiriman makanan jauh lebih sulit dibandingkan bantuan lainnya, Arab News melaporkannya.
“Konvoi makanan yang seharusnya dikirim khususnya ke wilayah utara, di mana 70 persen penduduknya menghadapi kondisi kelaparan, … tiga kali lebih mungkin ditolak dibandingkan konvoi kemanusiaan lainnya yang membawa bahan-bahan lain,” kata juru bicara OCHA Jens Laerke.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Laerke juga membantah klaim Israel bahwa bantuan diperbolehkan masuk ke Gaza dalam jumlah yang cukup, tetapi masalahnya adalah distribusi yang tidak efisien.
Badan Kementerian Pertahanan Israel yang mengelola aliran bantuan mengatakan pada Selasa bahwa 741 truk bantuan kemanusiaan telah diperiksa dan diizinkan masuk ke Gaza dalam dua hari terakhir, tetapi bantuan hanya dari 267 truk yang telah didistribusikan oleh badan bantuan PBB, di mana 146 di antaranya membawa makanan. “Bantuan tersedia, distribusi adalah yang terpenting,” kata Israel.
Laerke mengatakan, perbandingan seperti itu tidak ada artinya. Dia menunjukkan bahwa truk-truk yang diperiksa oleh Israel biasanya hanya terisi setengah, yang merupakan persyaratan Israel. Sesampainya di Gaza, truk-truk tersebut diisi ulang, diisi hingga penuh, sebelum dipindahkan ke gudang. “Jadi jumlahnya tidak akan pernah sama,” kata Laerke.
“Menghitung hari demi hari dan membandingkannya tidak masuk akal karena tidak memperhitungkan penundaan yang terjadi di penyeberangan dan perpindahan selanjutnya ke gudang,” katanya.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
“Kewajiban ada pada pihak-pihak yang bertikai, dan khususnya… pada Israel sebagai kekuatan pendudukan di Gaza, untuk memfasilitasi dan memastikan akses kemanusiaan tidak berhenti di perbatasan,” tambahnya.
Sementara itu Hamas mengatakan pada Selasa bahwa proposal Israel untuk gencatan senjata di Gaza tidak memenuhi tuntutan faksi pejuang Palestina. Namun, Hamas akan mempelajari tawaran tersebut dan memberikan tanggapan.
Di medan pertempuran, serangan udara Israel terhadap gedung kotamadya di kamp Al-Maghazi di Gaza tengah membunuh kepala dewannya, Hatem Al-Ghamri, dan empat warga sipil lainnya, kata kantor media pemerintah. (T/RI-1/R1)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Mi’raj News Agency (MINA)