MIGRAN-AFRIKA-2.jpg" alt="" width="849" height="493" /> Migran Afrika yang diselamatkan dari Laut Mediterania. (Foto: dok. Daily Maverick)
Bern, MINA – PBB mengecam kebijakan Uni Eropa dan Libya yang mencegat migran di Laut Tengah dan mengembalikan mereka ke “penjara”.
“Penderitaan migran yang ditahan di Libya adalah sebuah kemarahan terhadap hati nurani umat manusia,” kata Kepala HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein dalam sebuah pernyataan Selasa (14/11) di Bern, Swiss.
“Kebijakan Uni Eropa untuk membantu Garda Pantai Libya mencegat dan mengembalikan migran di Laut Tengah tidak manusiawi,” tegasnya. Demikian Press TV memberitakannya yang dikutip MINA.
Libya telah lama menjadi pusat transit utama bagi para migran Afrika yang berusaha mencapai Eropa. Banyak pengungsi dan migran telah menjadi korban penganiayaan serius di tangan pedagang manusia dan lainnya.
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Zeid memperingatkan bahwa sistem penahanan untuk migran di Libya rusak dan tak dapat diperbaiki lagi.
“Masyarakat internasional tidak dapat terus menutup mata terhadap kengerian tak terbayangkan yang dialami oleh para migran di Libya, dan berpura-pura bahwa situasinya dapat diatasi hanya dengan memperbaiki kondisi penahanan,” tambahnya.
Komentar Zeid muncul setelah menteri dari 13 negara Eropa dan Afrika pada Senin menjanjikan langkah-langkah untuk meringankan krisis migran di sekitar Mediterania, khususnya berjanji membantu memperbaiki kondisi para migran yang ditahan di Libya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dubes Masaki: Jepang dan Indonesia Perkuat Kemitraan Strategis di Tengah Tantangan Global