New York, MINA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) António Guterres “terkejut” laporan serangan udara sedang berlangsung di Myanmar yang menewaskan lebih dari 20 warga sipil di kota Minbya di Negara Bagian Rakhine Senin (18/3).
“Meluasnya konflik di Negara Bagian Rakhine (yang mayoritas penduduknya Muslim) mendorong pengungsian dan memperburuk kerentanan dan diskriminasi yang sudah ada sebelumnya,” kata juru bicara Sekjen PBB.
“Pihaknya khawatir dengan laporan serangan udara yang sedang berlangsung oleh militer, termasuk hari ini di kotapraja Minbya yang dilaporkan menewaskan dan melukai banyak warga sipil,” imbuhnya.
Terjadi konfrontasi dengan kekerasan di negara bagian Rakhine barat Myanmar menyusul “serangan” terhadap pasukan keamanan pada bulan November, menandai berakhirnya gencatan senjata sebagian besar dilakukan sejak kudeta militer pada 2021.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Sekjen PBB menyerukan semua pihak untuk mencegah hasutan ketegangan komunal lebih lanjut,” tambah juru bicara itu.
Kotapraja Minbya di Rakhine merupakan salah satu lokasi terjadinya serangan udara dan mengalami bentrokan sengit antara sayap bersenjata junta militer, Tatmadaw, dan Tentara Arakan (AA) selama perang di Myanmar, dan berada di bawah kendali penuh Arakan. bulan lalu.
“Serangan udara hari Senin menghantam desa Thar Dar yang mayoritas penduduknya Muslim sekitar pukul 01.45 setelah sebuah jet tempur menjatuhkan bom, menewaskan 10 pria, empat wanita, dan 10 anak-anak,” katanya.
Sementara seorang warga lainnya, meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan 23 orang tewas dalam ledakan itu dan 18 lainnya luka-luka.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Jet tempur tersebut melepaskan tembakan secara rutin dan menjatuhkan bom hingga menewaskan 20 warga desa di tempat. Tiga dari 15 warga desa yang terluka kemudian meninggal di rumah sakit,” kata seorang warga. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB