Jenewa, MINA – Badan kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan sangat prihatin dengan meningkatnya pertempuran di Khan Yunis, yang telah mendorong semakin banyak orang ke Rafah di wilayah selatan yang berbatasan dengan Mesir.
“Rafah adalah pemicu keputusasaan, dan kami mengkhawatirkan apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Juru Bicara OCHA Jens Laerke, Sabtu (3/2), Arab News melaporkan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah memperingatkan pada hari Kamis bahwa militer akan memusatkan perhatiannya pada Rafah.
Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza pada Sabtu ketika kekhawatiran meningkat atas serangan ke Rafah, kota di selatan yang dipenuhi warga sipil yang terpaksa mengungsi akibat perang yang telah berlangsung selama hampir empat bulan.
Rentetan serangan udara dan tembakan tank mengguncang Khan Yunis sepanjang malam dan sepanjang hari. Kota utama di Gaza selatan itu yang telah menjadi fokus serangan Israel.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, lebih dari 100 orang syahid di seluruh wilayah Palestina dalam semalam, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Ratusan ribu dari 2,4 juta penduduk Gaza yang mengungsi akibat pertempuran sengit telah melarikan diri ke selatan menuju Rafah sejak pecahnya perang, dengan tenda-tenda mereka berdesakan di sepanjang jalan dan di taman.
Kota yang pernah menjadi rumah bagi 200.000 orang kini menampung lebih dari separuh penduduk Gaza, kata PBB.
Warga sipil yang melarikan diri ke Rafah telah didesak hingga ke perbatasan dengan Mesir, berusaha menghindari bagian kota yang terkena pertempuran di dekat Khan Yunis. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)