Baghdad, MINA – PBB akan mengirim tim ahli ke Irak untuk mengumpulkan bukti-bukti tentang kejahatan yang diduga dilakukan militan ISIS. Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Hukum Miguel de Serpa Soares, sedang membahas hal itu di Baghdad setelah kedatangannya pada Ahad (8/4).
Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan bahwa Soares diterima oleh Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari membahas cara-cara PBB untuk mendukung Irak dan upaya untuk membawa militan ISIS ke pengadilan, lapor Xinhua yang dikutip MINA, Senin (9/4).
“PBB akan mengirim ahli ke Irak dan bekerja sama dengan pemerintah Irak dan pengadilan untuk mengumpulkan bukti dan membawa teroris IS ke pengadilan, untuk mengakhiri tragedi yang telah banyak meminta korban yang tak bersalah,” kata pernyataan itu.
Soares mengatakan PBB akan terus mendukung rekonstruksi yang dilakukan Pemerintah Irak pada kota-kota yang hancur, serta menegakkan keamanan dan stabilitas.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pada September 2017, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang meminta Sekretaris Jenderal Antonio Guterres membentuk tim investigasi untuk mengumpulkan bukti-bukti tindakan kelompok militan ISIS yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida.
Sementara itu, sumber di Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan, Soares dan Jaafari membahas cara-cara khusus untuk mengumpulkan bukti dan akses ke daerah-daerah di mana ISIS melakukan kejahatan paling keji mereka.
Tim PBB juga akan bertemu dengan sejumlah besar korban, terutama para wanita Yazidi yang diperkosa oleh para ISIS dan berhasil melarikan diri, kata sumber itu tanpa menyebut nama.
Sumber itu mengatakan, pihak Irak mengatakan akan memberikan tim PBB semua informasi yang mereka butuhkan, termasuk dokumen pembantaian Speicher pada 2014, ketika militan ISIS menculik dan menewaskan sekitar 1.700 prajurit tak bersenjata di Camp Speicher, sebelah utara Tikrit, sekitar 170 km sebelah utara dari Ibukota Irak Baghdad.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Pada Juni 2014, gerilyawan Sunni bersenjata, yang dipelopori oleh kelompok ISIS, melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan keamanan Irak dan merebut sebagian besar wilayah utara dan barat negara itu setelah pasukan pemerintah meninggalkan pos dan peralatan militer mereka.
Kelompok ISIS kemudian melakukan banyak kekejaman, di antaranya adalah pembunuhan massal, perbudakan seksual dan kejahatan lain terhadap minoritas Yazidi setelah mereka merebut kota Sinjar dan desa-desa sekitarnya di Irak utara. (T/B05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon