New York, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (13/2) memperingatkan terhadap invasi darat Israel ke Rafah di Jalur Gaza, dapat “menyebabkan pembantaian” di wilayah selatan, kantong lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung.
Israel mengatakan pihaknya ingin mengusir militan Hamas dari tempat persembunyiannya di Rafah dan membebaskan sandera Israel yang ditahan di sana, serta membuat rencana untuk mengevakuasi warga sipil Palestina yang terperangkap.
“Operasi militer di Rafah dapat menyebabkan pembantaian di Gaza.
Mereka juga bisa meninggalkan operasi kemanusiaan yang sudah rapuh di ambang kematian,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths. Seperti dilaporkan Arab News.
Baca Juga: Dihalangi Israel, Delegasi Menteri Negara Arab-Islam Tunda Kunjungan ke Ramallah
“Kami kekurangan jaminan keselamatan, pasokan bantuan, dan kapasitas staf untuk menjaga operasi ini tetap berjalan,” ujar Griffiths.
Komunitas internasional telah memperingatkan konsekuensi berbahaya dari setiap invasi darat di Rafah.
“Pemerintah Israel tidak bisa terus mengabaikan seruan ini,” lanjutnya.
Pembicaraan yang melibatkan Amerika Serikat, Mesir, Israel dan Qatar mengenai gencatan senjata di Gaza berakhir tanpa terobosan pada hari Selasa, seiring meningkatnya seruan agar Israel menahan rencana serangan Rafah.
Baca Juga: MSF: Rencana Bantuan AS-Israel untuk Gaza adalah Bencana dan Tidak Manusiawi
“Harapan tulus saya adalah perundingan pembebasan sandera dan menghindari serangan besar-besaran di Rafah,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan pada hari Selasa.
“Itu akan menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan,” katanya. (T/RS2/P1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Aktivis Swedia Greta Thunberg akan Berlayar ke Gaza Bersama Freedom Flotilla