New York, MINA – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa hanya 13 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang berfungsi, sebagian karena pasukan Israel menargetkan pusat-pusat medis dan staf di tengah pemboman besar-besaran terhadap wilayah yang terkepung..
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan dalam sebuah laporan Selasa (12/12), bahwa fasilitas layanan yang diberikan kepada pasien di rumah sakit operasional “terbatas” karena mereka kehabisan kapasitas tempat tidur, demikian Press Tv.
“Dua rumah sakit besar di Gaza selatan beroperasi tiga kali lipat dari kapasitas tempat tidur mereka dan menghadapi kekurangan pasokan dasar dan bahan bakar,” kata laporan itu. “Hanya satu dari rumah sakit ini yang berada di utara.”
“Tingkat keterisian [tempat tidur] kini mencapai 206 persen di bagian rawat inap dan 250 persen di unit perawatan intensif. Selain itu, rumah sakit ini menyediakan perlindungan bagi ribuan pengungsi,” tambahnya mengutip data dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Laporan tersebut juga mengatakan, bahwa bagian bersalin di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, utara Gaza, diserang pada Senin (11/12), yang mengakibatkan kematian beberapa ibu.
Rumah sakit tersebut masih dikepung oleh pasukan dan tank Israel, dan pertempuran dilaporkan terjadi di sekitarnya selama tiga hari berturut-turut, tambah laporan OCHA.
“Rumah sakit saat ini menampung 65 pasien, termasuk 12 anak di unit perawatan intensif (ICU) dan enam bayi baru lahir di inkubator. Sekitar 3.000 pengungsi internal (IDP) masih terjebak di fasilitas tersebut dan menunggu evakuasi karena dilaporkan mengalami kekurangan air, makanan, dan listrik yang parah.”
Ahmed al-Kahlout, Kepala Rumah Sakit Kamal Adwan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “tidak ada yang bisa meninggalkan” rumah sakit tersebut, yang telah dikepung oleh tank Israel selama empat hari dan mereka menghadapi kondisi yang “sangat sulit”.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Laporan OCHA juga mengatakan bahwa selama enam hari berturut-turut, Rumah Sakit Al-Awda di Jabalya (Gaza utara) masih dikepung oleh pasukan Israel karena dilaporkan terjadi pertempuran di sekitarnya.
“Dilaporkan, 250 dokter, pasien, dan anggota keluarga mereka terjebak di dalam rumah sakit,” katanya, seraya menambahkan bahwa dua staf medis dilaporkan dibunuh oleh pasukan Israel saat bertugas di dalam rumah sakit pada hari Sabtu.
“Al-Awda adalah rumah sakit yang berfungsi dengan staf medis dan banyak pasien dalam kondisi rentan. Menargetkan pekerja medis saat mereka merawat pasiennya benar-benar tercela dan tidak manusiawi,” kata The Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) di X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Lingkungan Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah dan Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis juga berulang kali dibombardir pada Ahad dan Senin sehingga menghambat akses puluhan korban, menurut laporan tersebut.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Rumah sakit di Gaza secara rutin dipandang hanya sebagai sasaran militer bagi militer Israel. Israel telah berulang kali mengklaim bahwa Hamas menempatkan basis operasionalnya di terowongan di bawah rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya, namun tuduhan tersebut dibantah oleh Hamas.
Tentara Israel sejauh ini gagal menunjukkan bukti yang meyakinkan mengenai terowongan yang dikelola Hamas atau pusat komando militer di bawah rumah sakit. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris