Jenewa, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meningkatkan kewaspadaan atas kondisi sanitasi dan kesehatan yang buruk di provinsi-provinsi timur Afghanistan yang dilanda gempa, dan memperingatkan bahwa kolera dapat segera mewabah.
Shannon O’Hara, Kepala Strategi di Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan bahwa 92 persen korban menggunakan ruang terbuka sebagai toilet, dengan akses terbatas ke air bersih atau layanan kesehatan.
“Tanpa tindakan segera, komunitas-komunitas ini mungkin tidak akan mampu bertahan hidup di musim dingin mendatang,” kata O’Hara. Khaama Press melaporkan.
Data OCHA menunjukkan bahwa gempa bumi telah memengaruhi lebih dari 40.000 orang dan menghancurkan lebih dari 5.000 rumah. Tim bantuan menghadapi kendala logistik yang besar, dengan O’Hara mencatat bahwa perjalanan sejauh 100 kilometer memakan waktu lebih dari enam jam bagi timnya, memaksa para pekerja bantuan untuk berjalan kaki dalam jarak yang jauh.
Baca Juga: PBB: Israel Lakukan Kejahatan Perang Berulang di Gaza dan Tepi Barat
Pejabat PBB tersebut menekankan bahwa perempuan dan anak perempuan terkena dampak secara tidak proporsional.
“Dari krisis sebelumnya, kita tahu perempuan dan anak perempuan menanggung beban terberat,” ujarnya, seraya menekankan bahwa 11.600 perempuan hamil termasuk di antara mereka yang terdampak.
OCHA berupaya memastikan staf perempuan menjadi bagian dari tim kesehatan dan penyaluran bantuan, menyediakan nutrisi, konseling, dan dukungan psikososial. []
Baca Juga: Indonesia Dorong BRICS Perkuat Reformasi Keuangan Global untuk Capai SDGs
Mi’raj News Agency (MINA)