New York, 23 Dzulhijjah 1435/17 Oktober 2014 (MINA) – Majelis Umum PBB telah memilih Angola, Malaysia, Selandia Baru, Spanyol dan Venezuela sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Kamis (16/10).
Pemilihan berakhir setelah Spanyol mengungguli Turki pada pemungutan suara putaran ketiga dengan menerima 132 suara dan 60 suara untuk Turki, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Turki bersaing untuk mendapatkan satu dari dua kursi yang dialokasikan untuk Eropa Barat, di mana Selandia Baru memenangkan satu kursi di babak pertama.
Di putaran kedua, Turki dan Spanyol gagal memenuhi syarat jumlah suara sehingga harus melakukan pemungutan suara putaran ketiga.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Meski gagal, turki/">Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, negaranya tidak bisa meninggalkan prinsip-prinsip hanya untuk memperoleh banyak suara.
“Mungkin ada beberapa negara terganggu oleh sikap berprinsip kami, dan selalu ada orang-orang yang setelah beberapa waktu, mengakui bahwa posisi Turki benar,” kata Mevlut Cavusoglu setelah pemilihan lima anggota sementara Dewan Keamanan PBB yang baru.
Mengucapkan selamat kepada negara terpilih, Cavusoglu mengatakan, Turki akan terus mempertahankan kerjasama dengan lembaga-lembaga internasional dan regional.
“Kami tidak bisa melepaskan tanggung jawab kami di PBB hanya karena kami tidak terpilih,” katanya.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Angola, Malaysia dan Venezuela adalah satu-satunya calon kelompok dari regional mereka, sehingga mereka pasti terpilih.
Para anggota tidak tetap baru akan melayani selama dua tahun yang dimulai 1 Januari mendatang.
Dewan Keamanan terdiri dari 15 anggota, dengan lima anggota tetap – Cina, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat – yang memiliki hak veto.
Lainnya masih menjabat termasuk Chad, Chile, Jordan, Lithuania dan Nigeria, yang memenangkan kursinya dalam pemilihan 2013. (T/P001/R11)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raJ Islamic News Agency (MINA)