
Anggota militan oposisi Suriah menyandang senjata api berat. (Foto: dok. Spiegel.de)
Jenewa, 16 Rabi’ul Akhir 1436/26 Januari 2016 (MINA) – Utusan Khusus PBB dan mediator perundingan Suriah, Staffan De Mistura, mengatakan pada Senin (25/1), prioritas pertama dari perundingan adalah mencoba untuk mengamankan “gencatan senjata secara luas”.
Berbicara kepada wartawan di Jenewa, de Mistura juga mengatakan akan memprioritaskan terciptanya ruang untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan kepada warga Suriah yang menderita.
Dia menjelaskan, ia bergerak maju dengan hati-hati untuk menghindari terulangnya kegagalan.
Pada kesempatan itu juga, De Mistura mengumumkan ditundanya perundingan damai Suriah hingga Jumat (28/1) nanti.
Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia dan Amerika Serikat, Sergei Lavrov dan John Kerry telah menyeru de Mistura untuk menetapkan tanggal perundingan “secepat mungkin”.
Bulan lalu, beberapa badan oposisi utama, termasuk kelompok oposisi Suriah, membentuk koalisi yang dinamai Komite Negosiasi Tinggi untuk berpartisipasi dalam pembicaraan.
Tapi koalisi itu tidak termasuk partai utama Kurdi Suriah dan berbagai tokoh oposisi lainnya. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dipecat Microsoft, Ibtihal Dapat Tawaran Kerja Dari Pengusaha Kuwait