New York, MINA – Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, jumlah serangan udara oleh koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi telah turun hampir 80 persen dalam dua pekan terakhir.
Koalisi yang campur tangan dalam perang saudara Yaman pada 2015 untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, telah melakukan ribuan serangan udara, menewaskan ribuan warga sipil di rumah sakit, sekolah dan pasar yang menuai kritik internasional.
“Dalam beberapa pekan terakhir, ada periode 48 jam penuh tanpa serangan udara untuk pertama kalinya sejak konflik dimulai,” kata Griffiths, Jumat (22/11), demikian Al Jazeera melaporkan.
“Kami menyebut penurunan ini, pengurangan tempo perang, dan mungkin langkah menuju gencatan senjata secara keseluruhan di Yaman,” tambahnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Deeskalasi permusuhan adalah aspek utama dari pembicaraan informal yang telah terjadi antara Arab Saudi dan pejabat Houthi sejak September untuk kemungkinan gencatan senjata di Yaman.
Pembicaraan dimulai setelah Houthi menawarkan untuk menghentikan rudal lintas perbatasan dan serangan pesawat tak berawak ke kota-kota Saudi, jika koalisi yang dipimpin Riyadh mengakhiri serangan udara di Yaman.
Pada hari Rabu (20/11), Raja Arab Saudi Salman mengatakan bahwa perjanjian dapat mengarah pada pembicaraan damai yang lebih luas yang bertujuan untuk mengakhiri konflik di Yaman.
Perang saudara Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata