Roma, 21 Dzulqa’dah 1435/16 September 2014 (MINA) – PBB melaporkan 100 juta orang terselamatkan dari kelaparan selama 10 tahun terakhir, meskipun satu dari sembilan orang masih kekurangan gizi.
Laporan Selasa (16/9) itu menyebutkan, benua Asia sebagai tempat tinggal terbesar orang yang kekurangan makan, demikian media online Modern Ghana melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Badan Pangan PBB yang berbasis di Roma, Italia mengatakan, meski ada kemajuan, sekitar 805 juta orang di dunia, atau satu dari sembilan, menderita kelaparan.
Dalam laporan tahunan bersama Organisasi Pangan dan Pertanian, Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian dan Program Pangan Dunia melaporkan, program Tujuan Pembangunan Milenium dapat mengurangi separuh dari proporsi penduduk kekurangan gizi dan pada 2015 itu akan tercapai.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Sampai saat ini, sebanyak 63 negara berkembang telah mencapai target dan enam lainnya sedang berada di jalurnya untuk mencapai itu pada 2015.
“Ini adalah bukti bahwa kita dapat memenangkan perang melawan kelaparan dan harus menginspirasi negara-negara untuk bergerak maju, dengan bantuan dari masyarakat internasional yang diperlukan,” kata lembaga dalam pesan bersama itu.
Laporan Negara Kerawanan Pangan di Dunia mengatakan, akses terhadap pangan telah meningkat pesat di negara-negara yang mengalami kemajuan ekonomi secara keseluruhan, terutama di Asia Tenggara dan Timur, termasuk Asia Selatan dan Amerika Latin.
Meskipun tercapai kemajuan yang signifikan secara keseluruhan, beberapa daerah dan sub-daerah masih terus berjuang dengan kondisi “satu dari empat orang” masih kronis kekurangan gizi di Sub-Sahara, Afrika.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Sementara Asia secara keseluruhan adalah wilayah bagi mayoritas orang yang kelaparan, yang mencakup sekitar 526 juta orang .
Sebanyak 25 negara telah mencapai target KTT Makanan Dunia (WFS) dengan mengurangi separuh jumlah penduduk yang kekurangan gizi pada tahun 2015.
Sementara itu, banyak negara berkembang masih berjuang meningkatkan akses terhadap pangan bagi masyarakat miskin.
Wilayah Sub-Sahara Afrika mengalami kendala akses ke persediaan makanan yang terbatas, menyebabkan pertumbuhan anak-anak dan berat badan balita terhambat.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Kondisi itu disebabkan Sub-Sahara Afrika dilanda ketidakstabilan politik, perang dan perselisihan sipil, pertumbuhan pendapatan yang lamban, tingginya tingkat kemiskinan dan infrastruktur yang buruk.
Di Asia, perjuangan melawan kelaparan telah membaik di Tiongkok, Indonesia, Thailand dan Vietnam, sebagian besar berkat pertumbuhan ekonomi mereka yang pesat selama tiga dekade terakhir.
Tapi wilayah Kaukasus dan Asia Tengah masih mengalami ketidakstabilan politik.
PBB mengatakan, pemberantasan kelaparan akan memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan kemiskinan, perdamaian dan stabilitas global.
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
PBB juga mendesak para pemimpin internasional untuk berinvestasi di pertanian keluarga secara berkelanjutan. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional