Sanaa, MINA – Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengecam keras serangan udara Arab Saudi yang mematikan pada upacara pernikahan di provinsi Hajja Yaman.
“Sekjen mengingatkan semua pihak tentang kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional mengenai perlindungan warga sipil dan infrastruktur sipil selama konflik bersenjata,” kata Stephane dalam pernyataan pada Senin (23/4).
Dia menyerukan penyelidikan yang cepat, efektif dan transparan. Demikian Press TV melaporkan dikutip MINA.
Sementara Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi mengecam serangan itu sebagai langkah kekerasan dan tidak manusiawi oleh Saudi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dia juga menambahkan, bahwa peningkatan Arab Saudi baru-baru ini menyerang warga sipil yang tidak bersalah adalah tanda bahwa mereka tidak berhasil dalam mencapai tujuan di negara yang dilanda perang.
Sementara menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, “peningkatan serangan bom di daerah pemukiman adalah tanda frustrasi dan kegagalan mereka yang menyerang Yaman,” tambahnya.
Pekan lalu, upacara pernikahan di Yaman ditargetkan oleh serangan udara Saudi di mana hampir 50 orang tewas dan 55 lainnya luka-luka.
Jet-jet Saudi juga melakukan penyerangan pada ambulans yang engangkut korban ke rumah sakit setempat.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Agresi Saudi diluncurkan pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah mantan presiden yang ramah-Riyadh di Yaman, Abdrabbuh Mansour Hadi dan melawan gerakan Houthi Ansarullah negara itu, yang telah menjalankan urusan negara tanpa adanya pemerintahan yang efektif.
Namun, serangan itu tidak mencapai tujuannya sekalipun pengeluaran miliaran dolar dan pendaftaran sekutu regional dan Arab Saudi.
Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman mengumumkan pada 25 Maret bahwa perang yang dipimpin Saudi telah menyebabkan 600.000 warga sipil tewas dan terluka sejak Maret 2015. (T/R03/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata