PBNU dan Semen Indonesia Jalin Kerjasama Guna Sejahterakan Umat

 

Jakarta, 20 Rabi’ul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Pengurus Besar Nadhatul Ulama () menjalin kerja sama dengan PT. Semen Indonesia (PTSI) dalam rangka mendorong perekonomian rakyat dan kelestarian lingkungan.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, banyak sekali kerusakan alam yang disebabkan oleh dunia perindustrian, misalnya dalam kegiatan pertambangan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya.

Menurut Said Aqil kondisi tidak diperhatikan oleh pelaku dunia industri.

“Mari sama-sama berpikir, negara ini tidak bisa maju dengan sendiri,” ujarnya dalam sambutan saat penandatanganan kerja sama di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (18/1). Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkannya.

Ia menambahkan, kerusakan alam yang diakibatkan pertambangan itu luar biasa, ketika telah selesai, bekas tambang ditinggalkan begitu saja tidak ada penghijauan.

Dirinya juga mengutip salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan jika tamak dan hawa nafsu didahulukan maka akan merusak tatanan bumi, dan itu terbukti dengan banyaknya bencana alam yang sering terjadi.

Kerja sama tersebut di antaranya adalah berupa program penghijauan dan kelestarian alam sekitar pertambangan, serta pembangunan infrastruktur kemaslahatan umat.

Yang terpenting dari kerja sama ini, menurut Said Aqil adalah bagaimana membangun perekonomian umat dan rakyat Indonesia umumnya, juga memelihara serta menjaga kelestarian alam.

Sementara itu, Direktur Utama Rizkan Chandra mengaku menjalin kerja sama dengan PBNU sangatlah tepat, karena memiliki kesamaan tujuan yakni dari Indonesiai ntuk Indonesia, dalam hal ini PTSI hadir untuk kemaslahatan umat dan berkomitmen untuk menjaga kelestarian bumi.

Insya Allah kerja sama dengan PBNU ini, agar menjadi lebih baik untuk umat di wilayah sekitar (pertambangan PTSI) dan masyatakat Indonesia pada umumnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, di lahan bekas tambang PT Semen Indonesia yang berlokasi di Tuban sendiri telah dilakukan reklamasi pasca tambang dengan melakukan penghutanan kembali agar kelertarian tetap terjaga, dan hal itu juga dilakukan pada setiap lahan bekas tambang milik perseroan.

Untuk tingkat perekonomian warga disekitarnya, Rizkan mengungkapkan, di Tuban saja, tingkat kemiskinan menurun 2%, sebelum PT Semen Indonesia masuk berjumlah 25% dan kini menjadi 23%, menururtnya itu merupakan tujuan PTSI memberikan kemaslahatan bersama.

“Selain tingkat kemiskinan berkurang, saat musim kemarau, daerah tersebut tidak kekurangan air, karena bekas pertambangan sudah jadi lahan hijau dan ada danau bekas galian yang menampung air, daerah ini subur, padahal daerah batu kapur,” tutupnya. (L/R08/RI-1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)