Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEJABAT BNPT: MASYARAKAT TIDAK SIAP DENGAN PERBEDAAN

Rendi Setiawan - Sabtu, 19 Desember 2015 - 14:23 WIB

Sabtu, 19 Desember 2015 - 14:23 WIB

348 Views

Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Irfan Idris. (Foto: Hadis/MINA)
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (<a href=

BNPT) Irfan Idris. (Foto: Hadis/MINA)" width="550" height="366" /> Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris. (Foto: Nur Hadis/MINA)

Bogor, 8 Rabi’ul Awwal 1437/19 Desember 2015 (MINA) – Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Irfan Idris mengatakan, konflik yang terjadi di beberapa wilayah, khususnya Timur Tengah, terjadi karena masyarakat tidak siap dengan perbedaan.

“Konflik yang terjadi di berbagai tempat bukan karena perbedaan pandangan mereka, tetapi karena mereka tidak siap dengan perbedaan itu sendiri. Perbedaan adalah sebuah dinamika yang sudah terjadi sejak dahulu yang harus diperhatikan,” kata Irfan saat peluncuran buku “3 Tahun MINA” sekaligus tasyakuran dan seminar bertajuk “Pengungsi Suriah dan Menangkal Bahaya ISIS di Indonesia” di Cileungsi, Bogor, Sabtu (19/12) pagi.

Mengomentari perbedaan pandangan yang berujung pada konflik di beberapa negara, khususnya di Indonesia, Irfan menyerukan kepada tokoh dan media Islam agar bersama BNPT untuk bisa memberikan jalan keluar bagi masyarakat dalam menghadapi perbedaan itu.

Ia juga meminta media Islam untuk bersatu membendung ideologi yang dipahami ISIS.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

Lebih lanjut ia berharap adanya langkah nyata dari tokoh dan media Islam untuk menginformasikan pemahaman-pemahaman radikal kepada masyarakat.

“MINA sebagai media Islam harus istiqamah dalam memberikan informasi yang berimbang dan tidak memihak. Mari kita rapatkan shaf, kita satukan pandangan untuk menangkal pemahaman-pemahaman radikal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan hukum yang berlaku di Indonesia,” katanya.

“Salah satunya adalah dengan cara membesarkan nama MINA sebagai media Islam untuk menggetarkan dunia internasional,” pungkasnya. (L/P011/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Rekomendasi untuk Anda