Washington, 10 Jumadil Akhir 1436/30 Maret 2015 (MINA) – Para pejabat Amerika Serikat (AS) merasa khawatir jika pasukan Iran menyerang pasukan AS di Irak, demikian jurnal Politico melaporkan.
Jika kekhawatiran sejumlah pejabat AS itu terjadi, perundingan nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia akan runtuh, jurnal itu yang dirilis Rabu pekan lalu sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebaliknya, menurut laporan tersebut, jika pembicaraan nuklir antara Iran dan P5 + 1 (Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Cina, dan Perancis, plus Jerman) gagal, bisa memberi semangat kepada Iran untuk menyerang pasukan AS di Irak.
Politico melaporkan, para pejabat AS juga menyuarakan keprihatinannya atas keselamatan pasukan AS di Irak yang berkaitan dengan upaya AS untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, salah satu sekutu utama Iran di wilayah tersebut.
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Menurut pejabat AS, dalam skenario yang baik, Teheran bisa langsung meminta milisi Syiah Irak untuk menyerang pasukan AS yang membantu dalam memerangi ISIS.
“Negosiasi (nuklir) saat ini mungkin memiliki efek menahan, tetapi ada insentif lain dan kepentingan nasional yang dipertaruhkan bagi Iran,” lapor jurnal Politico mengutip seorang pejabat senior militer AS.
“Ini adalah sesuatu yang kami terus pantau. Sejarah (Iran) sebagai provokator regional dan eksportir terorisme menuntut hal itu,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
AS telah mengirimkan 3.000 tentara ke Irak sebagai pelatih dan penasihat pasukan Irak dalam memerangi ISIS. Sementara itu, Iran sangat terlibat dalam militer Irak, termasuk mengirimkan salah satu jenderalnya, Mayjen Qassem Suleimani, komandan Pasukan Quds Iran, salah satu pasukan rahasia.
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza
Perhatian Iran terhadap Irak merugikan pasukan AS di sana, termasuk memicu perdebatan dalam pemerintahan Obama.
“Beberapa (pejabat) telah mengatakan kepada saya, mereka khawatir tentang pembalasan (Iran) di Irak yang tampaknya mempengaruhi kebijakan Suriah kami,” kata mantan duta besar AS untuk Suriah Robert Ford. (T/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya