Ankara, 23 Dzulhijjah 1436/7 Oktober 2015 (MINA) — Petinggi Partai Rakyat Demokratik (HDP) sekaligus Anggota Parlemen Turki dari perwakilan Kurdi, Selma Irmak, mengatakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha menjadi diktator di Turki.
“Erdogan mengumumkan sebelumnya bahwa proses perdamaian antara Pemerintah Turki dan Partai Buruh Kurdistan (PKK) telah dihentikan,” katanya dalam wawancara dengan ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (7/10).
“Sebenarnya kami tidak menemukan perbedaan antara kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Kurdi oleh tentara Turki, kelompok teroris Islamic State (ISIS), rezim Baath (Bashar) Assad di Suriah dan Saddam Hussein di Irak,” katanya.
“Ini rezim totaliter dan kelompok teroris telah berusaha untuk melenyapkan identitas Kurdi selama beberapa dekade,” kata Irmak.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Menurutnya, Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang dipimpin Erdogan di Turki mengikuti jejak Assad dan Hussein mengenai masalah Kurdi.
“Erdogan ingin memainkan peran seorang diktator di Turki,” katanya. “Dia berusaha untuk mematahkan kehendak rakyat Kurdi di bagian Kurdistan,” katanya merujuk wilayah tenggara Turki yang mayoritas ditinggali oleh etnis Kurdi.
“Erdogan bersikeras untuk melanjutkan perang terhadap orang-orang Kurdi, sedangkan pemimpin PKK Abdullah Ocalan dari penjaranya, serius mengenai pembicaraan damai,” katanya.
Irmak menegaskan, Gerakan Masyarakat Kurdi (KCK) yang berafiliasi dengan PKK telah berulang kali mengumumkan kesediaannya untuk menghentikan pertempuran, namun pemerintah Turki menekankan upaya perdamaian telah gagal.
Berkenaan dengan pemilihan umum awal di Turki di mana partai Erdogan telah kehilangan banyak suara dan kursi, Irmak menilai Erdogan dan partainya bekerja keras untuk mencegah pembentukan pemerintah koalisi dengan menyeret negara kepada pemilihan dini. (T/P001/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)