
Yasser Abed Rabbo
“Negosiasi ini sia-sia dan tidak akan menghasilkan apa pun,” kata Yasser Abed Rabbo kepada Radio Suara Palestina, Rabu (4/9), sebagaimana Ahram melaporkan dan dipantau Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Seorang pejabat Israel di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak untuk mengomentari pernyataan delegasi yang ditunjuk Abbas untuk negosiasi itu, mengatakan kedua belah pihak telah sepakat Amerika Serikat harus berbicara tentang rencana lanjut pembicaraan ‘damai’. “Kami mematuhi kesepakatan itu,” kata pejabat Israel itu.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Ahad (1/9), delegasi Israel dan Palestina bertemu terus menerus sejak pembicaraan langsung dilanjutkan pada 29 Juli 2013, namun tidak membahas pembatalan pertemuan setelah Israel menembak warga Palestina di Tepi Barat akhir Agustus lalu.
Baca Juga: Delapan Tentara Israel Tewas, 15 Terluka dalam Penyergapan Pejuang Gaza
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry memberikan kedua belah pihak sembilan bulan untuk menyelesaikan perselisihan kedua negara yang sudah berlangsung puluhan tahun, di mana pertemuan dilakukan di Al-Quds (Yerusalem) dan Tepi Barat yang diduduki, di tengah opini publik tentang tidak akan berhasilnya negosiasi kali ini.
Sedikit informasi telah bocor mengenai fokus negosiasi awal, namun Abed Rabbo mengatakan pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Al-Quds Timur di tanah Palestina yang masih berlanjut telah merusak proses pembicaraan ‘damai’.
“Israel tidak berkomitmen untuk menghentikan permukiman dan kita melihat kelanjutan permukiman ini menghancurkan kemungkinan kesempatan (kesepakatan),” kata Rabbo.
Israel mengumumkan penambahan sekitar 3.100 unit rumah di Tepi Barat dan Al-Quds Timur bulan lalu, di mana negara penjajah ini bersikukuh pembangunan permukiman ilegal tetap akan terus berlanjut sebagai bagian dari kesepakatan akhir, bertentangan dengan tuntutan Otoritas Palestina sejak awal negosiasi yang menuntut penghentian pembangunan permukiman sebagai syarat negosiasi.
Baca Juga: Oposisi Israel Desak Gencatan Senjata di Gaza
Dalam pesan yang menandai Tahun Baru Yahudi, Netanyahu mengatakan pada Rabu (4/9) bahwa dirinya ingin “perdamaian nyata dan abadi.”
“Semua harus tertuju pada pengakuan Israel sebagai negara Yahudi dan keamanan kita. Hal inilah yang akhirnya diperlukan,” kata Netanyahu.
Netanyahu dan Abbas akan bertemu Kerry secara terpisah di Eropa beberapa pekan mendatang untuk membahas pembicaraan damai yang menurut banyak pihak tidak akan berhasil. (T/P03/P02)
Baca Juga: Zionis Alami Kerugian Senilai Rp81,4 Triliun Selama 12 Hari Diserang Iran
Mi’raj News Agency (MINA)