Kairo, MINA – Para pejabat Mesir dilaporkan menolak usulan Israel untuk membangun “perbatasan cerdas” antara Jalur Gaza dan Mesir, dan mengecap rencana tersebut adalah “penghinaan”.
Dikutip dari The New Arab, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyampaikan saran tersebut pada Selasa (26/12) dalam sesi khusus yang diadakan oleh Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan di Knesset, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut akan mengatasi penyelundupan senjata ke Gaza.
Namun, sumber keamanan strategis Mesir yang dikutip oleh situs berbahasa Arab, Al-Araby Al-Jadeed, mengatakan bahwa Kairo telah mengambil banyak tindakan selama bertahun-tahun untuk menghancurkan terowongan yang menghubungkan wilayahnya dengan Jalur Gaza dan prosedurnya sudah sesuai, diikuti pemastian bahwa tidak ada terowongan yang tersisa di area tersebut.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Kairo “dengan tegas menolak gagasan semacam itu, yang akan melemahkan kedaulatan Mesir karena Mesir sudah mampu melindungi dan mengamankan perbatasannya”.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
“Selama menteri keamanan Israel percaya bahwa tembok ini akan memberi mereka perlindungan, lalu mengapa mereka gagal melindungi diri mereka sendiri pada tanggal 7 Oktober?” sumber itu menambahkan, merujuk pada serangan lintas batas yang dilakukan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.
“Lebih baik bagi pihak Israel untuk berpikir praktis dan mengesampingkan persaingan politik internal dalam mengelola hubungannya dengan kawasan, karena hubungan tersebut memiliki keterbatasan dan dibangun di atas landasan dan kesepakatan yang jelas.”
Penyiar Israel Kan 11 melaporkan bahwa Gallant telah memberi tahu anggota komite parlemen bahwa Israel menjalin kontak dengan Mesir untuk membangun “penghalang tingkat lanjut” di sepanjang poros Philadelphia, antara Gaza dan Sinai yang “mencakup sarana teknologi”, sebagai tanggapan atas “kritik yang ditujukan pada klaim penyelundupan senjata” antara kedua wilayah. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)