Sanaa, Yaman, 19 Rabi’ul Awwal 1436/20 Januari 2015 (MINA) – Oposisi Houthi mengepung kediaman utama Perdana Menteri Khalid Bahah di ibukota Sanaa, setelah ia lolos dari serangan terhadap konvoinya, memicu tuduhan upaya kudeta.
Juru bicara pemerintah Rajih Badi mengatakan, Senin (19/1), Bahah di Istana Republik dikepung meskipun gencatan senjata kedua kali telah dicapai oleh kedua pihak yang berseteru di Sanaa, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Badi juga mengatakan, Bahah berada di dalam Istana Republik di Tahrir Square, tempat tinggalnya sejak ia diangkat sebagai perdana menteri pada Oktober tahun lalu.
Badi menambahkan, orang-orang bersenjata berat mengepung semua tiga pintu masuk ke istana di pusat kota.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Di hari yang sama, gencatan senjata disepakati dalam pertemuan antara wakil dari Houthi dan Menteri Pertahanan dan Dalam Negeri Yaman.
Gencatan senjata diikuti oleh pertempuran jalanan antara tentara Yaman dan oposisi Houthi yang dimulai Senin pagi di dekat istana presiden, yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah strategis lainnya di Sanaa.
Kepala Editor Yaman Post, Hakim Al-Masmari menjelaskan, pertempuran Senin di Sanaa lebih intens dibandingkan yang terjadi ketika Houthi menguasai kota pada September tahun lalu.
“Kekacauan ini adalah yang pertama dari jenisnya,” katanya kepada Al Jazeera.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Saksi mata mengatakan tembakan hebat senapan mesin bisa didengar bersama mortir jatuh di sekitar istana presiden.
Warga sipil di wilayah tersebut melarikan diri di saat kepulan asap hitam membumbung di atas istana. Petugas medis mengatakan sedikitnya dua orang tewas dan 14 lainnya luka-luka. Sirene ambulans meraung di seluruh Sanaa.
Menteri Informasi Yaman, Nadia Sakkaf mengatakan, konvoi Houthi juga telah diserang, menunjukkan adanya pihak ketiga yang terlibat. Dia tidak menentukan siapa yang menyerang konvoi tersebut.
Sakkaf membantah laporan yang menyebutkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi telah meninggalkan Sanaa. Dia mengatakan, Presiden masih di kediamannya.
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
“Saya sangat khawatir Al-Qaeda atau organisasi lainnya akan menggunakan kekacauan ini dan menargetkan siapa pun,” tambah Sakkaf.
Sanaa tegang selama dua hari terakhir menyusul penculikan Kepala Staf Presiden oleh Houthi.
Kelompok Houthi adalah oposisi berpaham syiah yang berasal dari dataran tinggi utara dan merupakan bagian dari komunitas Zaidi, mereka mampu memperluas sebagian besar wilayahnya dan tidak terkalahkan oleh pasukan pemerintah. Satu-satunya perlawanan nyata diberikan dari suku-suku Sunni yang didukung oleh Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP). (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza