Tel Aviv, MINA – Memasuki pekan ke-22, Sabtu malam (3/6) ratusan ribu warga Israel kembali turun ke jalan-jalan, berdemo menentang pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berencana merombak sistem peradilan.
Aksi unjuk rasa didorong oleh kemarahan baru pada polisi atas penumpasan paksa pada protes Jumat malam di dekat kediaman pribadi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Kaisarea.
Menurut Times of Israel, berbagai media Ibrani memperkirakan jumlah massa aksi demo antara 95.000 hingga 140.000 orang menghadiri rapat umum utama di Jalan Kaplan di Tel Aviv, Palestina bagian tengah yang diduduki, bersama puluhan ribu lainnya di sekitar 150 lokasi di seluruh negeri.
Unjuk rasa Tel Aviv pekan lalu diikuti sekitar 80.000 orang.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Pertunjukan seni di Tel Aviv dibatalkan sehubungan dengan aksi itu.
Peserta aksi menuju ke Jalan Ayalon dan memblokir jalan raya utama kota di kedua arah, dengan beberapa obor penerangan.
Laporan Quds Press menambahkan, di Haifa, bagian utara, ribuan orang menggelar demonstrasi menentang pemerintah Netanyahu. Mereka berkumpul di persimpangan Horef.
Demonstrasi massal diorganisir di persimpangan Karkur dekat Hadera.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Oposisi di Israel mengatakan rencana perubahan undang-undang peradilan merupakan “awal dari akhir demokrasi.”
Sementara Netanyahu menegaskan kembali langkah itu bertujuan untuk “memulihkan keseimbangan antara kekuatan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, yang dilanggar selama dua dekde terakhir”. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon