Grobogan, MINA – Jalan utama di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, terputus akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang. Kejadian ini memaksa para pelajar menggunakan perahu darurat untuk menyeberang saat berangkat ke sekolah.
Putusnya jalan penghubung antara Desa Baturagung dan Desa Ringinkidul menyebabkan para siswa harus menyeberang menggunakan perahu yang disediakan oleh sukarelawan. Alternatif lain adalah menempuh jalur memutar sejauh 3 hingga 5 kilometer melalui Desa Tambakan atau Pranten, yang juga masih tergenang air.
Seorang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Gubug, Sekar, mengungkapkan bahwa sejak jalan di desanya terputus akibat tanggul jebol, ia dan teman-temannya harus menyeberang naik perahu untuk mencapai sekolah. “Masih tergenang air, jadi kalau mau ke sekolah menyeberang naik perahu. Kami kesulitan kalau ke sekolah,” jelas Sekar.
Pemerintah Kabupaten Grobogan, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), memprioritaskan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir. Sekretaris DPUPR Grobogan, Erry Subagyo, menyatakan bahwa perbaikan jalan yang terputus akan dilakukan secara darurat dengan anggaran sekitar Rp450 juta, menunggu kondisi cuaca membaik.
Baca Juga: Jadwal dan Skema Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
Banjir yang melanda Kabupaten Grobogan disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Dusun Mintreng, Desa Baturagung. Akibatnya, jalan penghubung antara Desa Baturagung dan Desa Ringinkidul tergerus sepanjang 30 meter dengan kedalaman cekungan mencapai 4 meter. Warga terpaksa menggunakan perahu dengan pegangan tali untuk mobilitas antar kedua desa tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penerbangan di NTT Tidak Terganggu Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki