Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku Bom Bunuh Diri Anak di Afrika Meningkat 10 Kali

Rudi Hendrik - Rabu, 13 April 2016 - 05:04 WIB

Rabu, 13 April 2016 - 05:04 WIB

372 Views

Ilustrasi anak Afrika. (Foto: AA)

Lagos, 5 Rajab 1437/12 April 2016 (MINA) – Lembaga PBB UNICEF mengatakan, Selasa (12/4), jumlah anak yang digunakan sebagai pelaku bom bunuh diri di wilayah Lake Chad meningkat 10 kali lipat sejak 2014.

Data itu terungkap di dalam sebuah laporan UNICEF yang berjudul “Beyond Chibok”.

Laporan menyatakan bahwa 75 persen anak pelaku bom bunuh diri di bawah umur itu adalah perempuan.

Jumlah pelaku bom bunuh diri anak meningkat dari empat orang pada 2014 menjadi 44 orang pada 2015, demikian Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Laporan itu muncul dua hari sebelum genap dua tahun lamanya setelah aksi penculikan terhadap lebih 200 siswi di Chibok, kota Nigeria di negara bagian Borno. Penculikan itu didalangi oleh kelompok Boko Haram dan ratusan siswi itu hingga sekarang belum berhasil ditemukan.

“Antara Januari 2014 hingga Februari 2016, Kamerun mencatat jumlah tertinggi serangan bunuh diri yang melibatkan anak-anak (21 orang), diikuti oleh Nigeria (17 orang) dan Chad (2 orang),” menurut laporan tersebut.

Tahun lalu, kata laporan itu, anak-anak digunakan dalam salah satu dari dua serangan di Kamerun, satu dari delapan serangan di Chad dan satu dari tujuh serangan di Nigeria.

“Mari kita perjelas, anak-anak ini adalah korban, bukan pelaku,” kata Manuel Fontaine, Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah. “Menipu anak-anak dan memaksa mereka untuk melakukan tindakan mematikan telah menjadi salah satu aspek yang paling mengerikan dari kekerasan di Nigeria dan di negara-negara tetangga,” tambahnya.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Fontaine mengamati, meningkatnya penggunaan anak-anak untuk bom bunuh diri membuat masyarakat memperlakukan anak-anak sebagai ancaman keamanan.

Krisis di wilayah itu juga mencatat bahwa ada hampir 1,3 juta anak terlantar, termasuk sekitar 1.800 sekolah ditutup, baik karena rusak, dijarah, dibakar atau digunakan sebagai tempat penampungan oleh orang-orang yang terlantar.

Lebih dari 5.000 anak-anak dilaporkan tanpa pendamping atau terpisah dari orang tuanya.

Menurut laporan itu, serangan bom bunuh diri untuk pertama kali menyebar ke negara tetangga mulai tahun lalu. (T/P001/R05)

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Afrika
Palestina
MINA Millenia
MINA Health