Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelatihan Ilmu Falak Wilayah JTU, Peserta Belajar Praktek Rukyat Bulan

Zaenal Muttaqin - Sabtu, 24 September 2022 - 07:06 WIB

Sabtu, 24 September 2022 - 07:06 WIB

6 Views

Semarang, MINA – Peserta pelatihan ilmu falak yang diselenggarakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jawa Tengah Utara (JTU) melakukan praktek melakukan rukyat bulan.

Praktek mengintip bulan in dilakukan pagi hari menjelang terbitnya matahari di pantai Marina Semarang, Sabtu (24/9).

Nara sumber pelatihan Najmu Idharul Haq mengatakan, praktek rukyat bulan di waktu pagi bertujuan untuk mengetahui jarak dan selisih waktu antara bulan dan matahari. Hasil pengamatan atau rukyat pagi saat matahari terbit itu dapat digunakan untuk pedoman dalam pelaksanaan rukyat sore hari menjelang matahari terbenam.

“Rukyat bulan pada pagi hari menjelang terbitnya matahari bisa membantu mempermudah saat rukyat sore hari,” katanya.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Menurutnya, rukyat bulan pada waktu pagi merupakan penemuan baru dari Abu Mukhtar Marsa’i pakar ilmu falak dari Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Metode rukyat bulan waktu pagi iini berdasarkan metode ilmu falak Ibnu Syakir dari Damaskus.

“Ibnu Syakir merupakan ahli falak di zaman Abbasiyah, beliau seorang muadzin yang melakukan pengamatan bulan dan matahari kemudian dibuat catatan dalam bentuk lembaran-lembaran,” katanya.

Dikatakan, rukyat bulan pagi hari dapat dilakukan pada menjelang akhir bulan Hijriyah, atau mulai tanggal 26 hingga tanggal 29. Pengamatan bulan pada tanggal-tanggal tersebut selalu dicatat perubahan ketinggian dan jarak antara bulan dan matahari.

“Selanjutnya penentuannya tetap dengan melakukan rukyat bulan di sore hari saat matahari terbenam,” ujar Najmu.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Praktek rukyat bulan dilakukan dengan menggunakan teropong dan juga manual. Hal itu dimaksudkan agar peserta pelatihan dapat mengusai dan memahami pelaksanaan rukyat baik memakai teropong maupun dengan alat sederhana.

“Peserta kita berikan pengetahuan cara melakukan rukyat, baik memakai alat modern seperti teropong maupun dengan alat sederhana bahkan mata langsung,” jelas Najmu.

Pada kegiatan praktek rukyat bulan, peserta pelatihan satu persatuan dibimbing untuk melakukan pengamatan dan mncatatnya.

Imam Yakhsyallah Mansur dan Waliyullah Imam JTU Nurrohim juga ikut berbaur bersama peserta belajar praktek rukyat bulan. Peserta pun makin semangat untuk dapat menguasai ilmu falak yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang. (L/B04/P1)

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Kolom
Kolom
Indonesia
Dunia Islam
Indonesia