MASJID DI “INDONESIAN ISLAMIC CENTER” DI KABUL MULAI DIBANGUN

Acara pemotongan pita pada peresmian pembangunan Masjid di kompleks Indonesian Islamic Center, Kabul. (Foto: KBRI Kabul).
Acara pemotongan pita pada peresmian pembangunan di kompleks Indonesian Islamic Center, . (Foto: KBRI Kabul).

Kabul, 25 Syawwal 1436/11 Agustus 2015 (MINA) – KBRI Kabul, ,  bekerjasama dengan NECDO (Noor Educational and Development Organization) menyelenggarakan peresmian dimulainya pembangunan Masjid di kompleks Indonesian Islamic Center (IIC) bertempat di Fatiha, 500 meter dari lokasi pembangunan Masjid, di daerah Ahmad Shah Baba Mina, Kabul, Ahad (9/08).

Duta Besar RI untuk Afghanistan Mayjen. TNI Anshori Tadjuddin, menyatakan, gagasan pembangunan  IIC berasal dari Presiden RI (waktu itu) Susilo Bambang Yudhono. IIC akan terdiri dari masjid, poliklinik, perpustakaan dan guest house, sebagai salah satu perekat hubungan akrab dan Afghanistan, serta mendorong perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan yang telah dilanda pepertangan selama 30 tahun lebih.

Dubes RI juga mengusulkan masjid diberi nama “As-Salam” yang maknanya “perdamaian”.

Dalam sambutannya, Menteri Agama dan Urusan Haji Afghanistan, Faiz Mohammad Osmani menyampaikan, masjid di mana pun berada mempunyai peranan penting.

“Demikian pula peranan Masjid yang akan dibangun tersebut merupakan simbol kebudayaan antara kedua negara, Indonesia dan Afghanistan,” kata Faiz sebagaimana siaran pers Kemlu yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Faiz mengharapkan pembangunan Masjid tersebut nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Menteri juga menyampaikan rasa terima kasih Pemerintah Afghanistan kepada Pemerintah Indonesia melalui Duta Besar RI di Afghanistan.

Dalam peresmian tersebut hadir juga Acting Dirjen Politik Kemlu, Baba Khan Aslami, Direktur Kebudayaan Kemlu, Eng Touryalai Ghiyasi, Acting Walikota Kabul, Khoghman Ulomi, Duta Besar Irak Arshad Omar Esmaeel dan para pejabat serta tokoh masyarakat setempat.

Direktur Kebudayaan, Kemlu Afghanistan, Eng Touriyalai Ghiyasi, yang pernah menjabat sebagai Kusaha Usaha Ad Interim pada Kedutaan Besar Afghanistan di Jakarta, dalam sambutannya mengemukakan bahwa rencana pembangunan Masjid tersebut telah terdengar sewaktu ia  bertugas di Jakarta, pada tahun 2010, dan bersyukur sekarang telah dapat dimulai pembangunannya.

“Indonesia merupakan sahabat istimewa, di mana kalau negara lain memberikan bantuan kepada Afghanistan berupa senjata beserta pelurunya, namun Indonesia memberikan bantuan berupa sebuah Masjid beserta kelengkapannya,” katanya.

Ia mengharapkan bantuan Masjid tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pusat aktivitas masyarakat setempat dan dapat meningkatkan persahabatan antara kedua negara.

Acting Walikota Kabul, Khoghman Ulomi, dalam sambutannya mengemukakan, hubungan kedua negara, Indonesia dan Afghanistan telah dimulai sejak kunjungan Presiden RI pertama, Ir Sukarno pada era tahun 1960-an.

Sewaktu Sukarno berpidato di pusat kota Kabul mengenai pentingnya persahabatan kedua negara, ia ungkapnya baru berusia 10 tahun.

Saat ini sewaktu ia menjabat sebagai Acting Walikota, hubungan tersebut lebih dipererat lagi dengan sumbangan Indonesia pagi pembangunan sebuah Masjid.  Ia berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas bantuan tersebut.

Acara kemudian diakhiri dengan pengguntingan pita dan peletakkan batu pertama di lokasi kompleks pembangunan oleh Acting Walikota dan Dubes LBBP RI disaksikan oleh pejabat pusat maupun setempat.(T/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0